SBY dikabarkan tapa di Boncolono Tawangmangu sebelum jadi presiden
Warga setempat kata Suparman menyakini bahwa Pertapaan Boncolono adalah petilasan Raja Brawijaya V.
Pertapaan Boncolono (sebelumnya ditulis Poncolono) memang salah satu tempat yang wingit atau dikeramatkan oleh warga Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Karanganyar. Pertapaan ini diyakini salah satu petilasan Raja Majapahit terakhir, Brawijaya V.
Presiden ke enam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut-sebut sering bertapa di tempat ini. Hal itu diketahui setelah Gubernur Ganjar Pranowo, Sabtu lalu berkunjung ke Lereng Gunung Lawu itu.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat melakukan pemantauan kondisi Gunung Lawu, penasaran menanyakan kabar yang beredar tersebut kepada Kapolsek Tawangmangu. Dia menanyakannya saat melihat kondisi tebing yang ada di perbatasan antara Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Magetan, Jawa Timur.
"Eh ndi nggon sing sok nggo golek kaseketen? (Eh di mana tempat yang sering buat cari ilmu kesaktian)?" tanya Ganjar kepada warga dan beberapa pejabat dan perangkat desa serta anggota BPBD Karanganyar Sabtu (31/10) lalu.
Sontak secara reflek Kapolsek Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar AKP Riyanto nyeletuk dan berkomentar.
"Nah itu pak. Itu namanya Pertapaan Boncolono. Pak SBY sering ke situ kalau malam. Ada dua bangunan yang satu masuk wilayah Jawa Tengah. Yang sana masuk wilayah Jawa Timur," ungkap Riyanto sambil mengajak Ganjar beserta rombongan bergeser ke pinggir jembatan yang jaraknya sekitar 50 meter dari tugu perbatasan Jatim dan Jateng itu.
Hal itu ternyata dibenarkan oleh Suparman, warga Tawangmangu, Karanganyar. Di desanya kabar SBY bertapa di tempat tersebut sudah menjadi rahasia umum.
"Katanya memang banyak presiden yang tapa di situ. Pak SBY katanya sebelum jadi presiden bertapa di situ. Benar tidaknya ya itu cerita warga sekitar sini," ujar Suparman.
Warga setempat kata Suparman menyakini bahwa Pertapaan Boncolono adalah petilasan Raja Brawijaya V. Saat Brawijaya dilengserkan dari keraton oleh Raden Fatah, dia dan pengawalnya mengungsi sampai lereng Gunung Lawu.
Sebelum naik ke puncak Gunung Lawu, raja dan para pengawalnya bersuci (mandi) di sebuah sendang. Setelah bersuci, raja dan pengawalnya naik ke puncak Gunung Lawu. Sesampainya di puncak, mereka mendirikan kerajaan.
Sendang tempat mandi raja Brawijaya itu sekarang dikenal sebagai Pertapaan Boncolono. Pertapaan ini masih dianggap keramat oleh banyak orang. Mereka yang melakukan meditasi di pertapaan ini percaya bahwa semua hajatnya bisa terkabul.
"Orang kalau ke sana tujuannya mandi. Mandi terus minta sesuatu. Ya itu sih percaya tidak percaya memang," ujar Suparman.
Lokasi pertapaan ini berada di wilayah Dusun Telogo Dringu, Desa Gondosuli Kecamatan Tawangmangu, atau berada di bawah Jembatan Boncolono, tapal batas antara Jawa tengah dan Jawa Timur.
"Itu berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Yang Jawa Tengah masuk ke Karanganyar kalau yang Jawa Timur masuk ke Magetan. Cuma dipisahkan sungai. Pertapaannya sekitar 200 meter turun ke bawah jembatan," ujarnya.
"Kalau sudah di Tawangmangu tanya saja ke Boncolono, orang sudah banyak yang paham. Itu adanya di pinggir jalan," imbuhnya.