SBY salahkan Pertamina naikkan harga elpiji 12 kg
"Kebijakan yang membawa dampak luas ini juga tidak dikoordinasikan dengan baik dan persiapannya pun juga kurang."
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku kebijakan Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg adalah sebuah kesalahan. Dia berjanji untuk mencari jalan keluar yang lebih solutif dan prorakyat.
"Saya mengetahui BPK menyatakan ada kerugian Pertamina sekitar Rp 7 triliun, tetapi solusinya tidak otomatis menaikkan harganya sebesar 60%," kata SBY lewat akun Facebook resminya, Minggu (5/1).
SBY menilai kenaikan harga yang terlalu pesat akan meningkatkan harga barang dan jasa. Pada akhirnya rakyat kurang mampulah yang akan terbebani.
"Kebijakan yang membawa dampak luas ini juga tidak dikoordinasikan dengan baik dan persiapannya pun juga kurang. Ini seharusnya tidak boleh terjadi," jelasnya.
SBY pun telah memerintahkan Wapres Boediono untuk memimpin rapat kabinet terkait masalah ini. Hari ini dijadwalkan SBY akan menerima laporan soal evaluasi kenaikan elpiji 12 kg.
"Kemarin saya sudah instruksikan kepada Wapres untuk memimpin Rapat Kabinet guna mencarikan solusi. Arahan saya: Jangan sampai meningkatkan inflasi dan membebani rakyat," klaim SBY.
Untuk diketahui, PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga jual elpiji kemasan 12 Kg dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp 3.959 per Kg. Besaran kenaikan di tingkat konsumen akan bervariasi berdasarkan jarak SPBBE ke titik serah (supply point).
Mulai 1 Januari 2014, harga gas elpiji 12 kg mengalami kenaikan sekitar 40-60 persen. Di tingkat agen, harga elpiji berada dalam kisaran Rp 124-130 ribu, namun dapat naik hingga Rp 145 ribu pada tingkat sub-agen dan pengecer.