Sebelum di AirAsia, Kapten Iriyanto jadi pilot Adam Air
Adam Air bangkrut tahun 2008 lalu. Iriyanto sempat bekerja di berbagai maskapai sebelum bergabung dengan Air Asia.
Keberadaan pesawat Air Asia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura masih misterius. Penerbang pesawat itu adalah Kapten Iriyanto, seorang pilot yang berpengalaman.
Namun pihak keluarga mengaku sebelum terbang, Iriyanto tengah berduka. Salah seorang adik Irianto, Edi meninggal dunia beberapa hari sebelum hilangnya pesawat Air Asia QZ 8501.
Tiga hari sebelum keberangkatan, Irianto sempat datang ke Yogyakarta untuk menghadiri tujuh harian adiknya tersebut.
Sepupu Iriyanto, Hendro Kusumo Broto mengatakan keluarga besarnya seperti mendapat pukulan dua kali. Belum sembuh kesedihan mereka karena kehilangan Edi, sekarang Irianto pun hilang bersama pesawat yang dipilotinya.
"Ini seperti pukulan dua kali, tapi gimana, mungkin ini cobaan," ujarnya.
Hendro sendiri terakhir bertemu dengan Irianto tiga hari lalu. Saat itu saudara sepupunya tersebut tengah berada di Yogyakarta.
"Pas di Yogyakarta kebetulan acara tujuh hari adiknya dan sekalian antar anaknya liburan di Yogya," tambahnya.
Menurut Hendro, Irianto sebelum menjadi pilot di Air Asia pernah menjadi pilot di Adam Air. Namun karena Adam Air bangkrut pada Maret 2008 lalu, Irianto lantas pindah ke Air Asia.
"Saya tidak tahu rute yang biasa ditempuh sebelumnya, tapi sebelumnya mas Ir di Adam Air pas bangkrut terus pindah ke Air Asia," ungkapnya.
Kedua orang tua Irianto, H.Suwarto dan Hj.Suwarto sendiri sudah berangkat ke Surabaya dengan menggunakan mobil milik Irianto yang ditinggal di Yogyakarta. Sementara kedua anaknya, Ninis dan Galih juga sudah terbang ke Surabaya.