Sejumlah Kerusakan dan Perbaikan Sriwijaya Air SJ-182 Sebelum Kecelakaan
Ketua Sub Komite IK Penerbangan KNKT Capt Nurcahyo Utomo menyampaikan terkait hasil investigasi berdasarkan data perawatan pesawat Sriwijaya SJ-182 tersebut. Pihaknya menemukan adanya penundaan perbaikan pada 25 Desember 2020.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan pendahuluan terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ-182 yang jatuh di sekitar perairan pulau Laki dan Lan Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta pada 9 Januari 2021.
Ketua Sub Komite IK Penerbangan KNKT Capt Nurcahyo Utomo menyampaikan terkait hasil investigasi berdasarkan data perawatan pesawat Sriwijaya SJ-182 tersebut. Pihaknya menemukan adanya penundaan perbaikan pada 25 Desember 2020.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
"Investigasi menemukan ada 2 kerusakan yang ditunda perbaikannya (defferen maintenance item atau DMI) sejak 25 desember 2020. Penundaan perbaikan adalah hal yang sesuai dengan ketentuan pemberangkatan (dispatch) penerbangan," jelasnya, Rabu (10/2).
Namun demikian, Nurcahyono menjelaskan jika penundaan perbaikan harus memenuhi kewajiban Minimum Equipmenr List (MEL). Sedangkan pada 25 Desember 2020 perbaikan pada penunjukan kecepatan (mach/ airspeed indicator) pada bagian kanan yang rusak belum berhasil. Maka dimasukkan ke dalam daftar penundaan perbaikan kategori c sesuai dengan MEL
"Untuk kategori c penundaan perbaikan boleh sampai 10 hari. Dan pada 3 januari 2021, pilot melaporkan autothrottle tidak berfungsi dan dilakukan perbaikan dengan hasil baik," jelasnya.
Namun demikian pada 4 Januari 2021, autothrottle kembali dilaporkan tidak berfungsi. Maka perbaikan kembali dilakukan dan dilakukan penggantian pada indikator sehingga autothrottle dapat berfungsi kembali.
"5 Januari perbaikan dilakukan hasilnya baik, DMI ditutup. Tidak ditemukan catatan adanya DMI di buku catatan perawatan (aircraft Maintenance Log) sampai tanggal 9 Januari 2021," jelasnya.
Lebih lanjut terkait investigasi lain berdasarkan data cuaca, Nurcahyo menjelaskan bahwa dari temuan awal diketahui jika area listas pesawat Sriwijaya SJ 182 memiliki dBZ yang rendah.
"Jika dilihat tampak bahwa pesawat SJ182 melintasi area dengan nilai dbz yang rendah (
Autopilot Tak Berfungsi
Selain itu, Nurcahyo menerangkan pesawat jenis Boeing 737-500 berangkat dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta dengan tujuan Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak pada 9 Januari 2021, pada pukul 14.36 WIB. Saat itu, pesawat mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan sebelumnya (ABASA 2D).
Data FDR merekam sistem autopilot aktif (engage) di ketinggian 1.980 kaki. Pada saat melewati ketinggian 8.150 kaki, tuas pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri bergerak mundur (tenaga berkurang).
Nurcahyo memaparkan pada pukul 14.38.51 WIB, karena kondisi cuaca, pilot meminta kepada pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 075 derajat dan diizinkan.
"ATC memperkirakan perubahan arah tersebut akan membuat SJY182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari Landas Pacu 25L dengan tujuan yang sama. Oleh karenanya ATC meminta pilot untuk berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki," ujar dia.
Nurcahyo menjelaskan, pukul 14.39.47 WIB, ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat, pesawat mulai berbelok ke kiri. Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur sedangkan yang kanan masih tetap.
FDR merekam ketinggian tertinggi yaitu 10.900 kaki. Selanjutnya, pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif (disengage) ketika arah pesawat di arah 016 derajat.
"ATC memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pukul 14.39.59 WIB. Ini adalah komunikasi terakhir dari SJY182," terang dia.
(mdk/eko)