Sejumlah Petugas KPPS Meninggal Usai Tugas, Ini Reaksi Timnas AMIN
"Kemarin agak sedikit ya, tapi ada yang meninggal ya," kata Dewan Pakar Timnas AMIN, Bambang Widjojanto
Timnas AMIN mempertanyakan KPU terkait SOP bagi petugas KPPS untuk mencegah adanya korban meninggal
- Ketua KPPS di Jaktim Dipecat usai Diduga Coblos Surat Suara Pramono-Rano Karno
- 13 Petugas KPPS dan 2 Linmas di Jatim Meninggal saat Pemilu, Ini Penyebabnya
- Segini Besaran Santunan dari KPU untuk Petugas KPPS Meninggal Dunia Saat Pemilu 2024
- Kemenkes Catat 27 Petugas KPPS Gugur dalam Bertugas selama Pemilu 2024
Sejumlah Petugas KPPS Meninggal Usai Tugas, Ini Reaksi Timnas AMIN
Tim Nasional (Timnas) Anies-Muhaimin (AMIN) mempertanyakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dalam menjamin Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) agar tidak banyak yang meninggal.
"Pertanyaannya kan ada tiga, apa jaminannya tahun ini tidak terjadi banyak orang meninggal. Alhamdulillah kemarin agak sedikit ya, tapi ada yang meninggal ya," kata Dewan Pakar Timnas AMIN, Bambang Widjojanto kepada wartawan di Rumah Koalisi Perubahan, Jakarta Selatan, Jumat (16/2).
Dia mempertanyakan apa SOP dari KPU untuk meminimalisir banyaknya petugas KPPS yang meninggal. Menurutnya kalau hal itu tidak ada, maka disebutnya sebagai pembiaran dan sebagai kejahatan.
"Kalau itu enggak ada, itu namanya pembiaran Bos, pembiaran itu kejahatan loh, bukan pelanggaran lagi, kalau pelanggaran etik mah ketua KPU udah biasa. Kejahatan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini pun kembali mengungkap kejadian yang pernah terjadi pada Pemilu 2019.
"Saya udah pernah bilang dari awal-awal 9.849 yang meninggal dulu pertanggungjawabannya apa, ada 33 yang dari Bawaslu ini yang enggak pernah tercatat atau tidak pernah diucapkan yang meninggal juga," ungkapnya.
"Terus apa jaminannya kemarin di Cilacap tuh sudah ada tuh orang tiba-tiba muntah-muntah, karena keracunan itu sudah terjadi," pungkasnya.