Seksi dan goyang heboh penyanyi dangdut pikat pejabat
Tingkah nakal artis membuat pejabat rela bermain mata dan menduakan istrinya.
Belakangan marak kasus perselingkuhan dan nikah siri yang dilakukan oleh pejabat negara. Mulai dari foto model panas hingga penyanyi dangdut, sering kali memikat hati para pejabat nakal untuk bermain mata dan rela menduakan istri pertamanya.
Tak jarang kasus perselingkuhan pun membawa malapetaka. Peristiwa teranyar menimpa pejabat Suku Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Imran Ramli. Imran harus berurusan dengan polisi karena dilaporkan oleh istrinya, Andi Herlina terkait Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Uniknya, kasus KDRT ini dipicu oleh perselingkuhan yang dilakukan oleh Imran. Istrinya ingin Imran segera menceraikan pedangdut Maria Eva yang telah dinikahi siri. Alih-alih tak menceraikan, Andi malah mendapat bogem mentah dari sang suami yang tak mau bercerai dengan pedangdut yang pernah terlibat skandal video mesum dengan anggota DPR, Yahya Zaini beberapa waktu lalu.
Atas perbuatannya ini, Imran pun telah ditetapkan sebagai tersangka. Fenomena para pejabat yang menikah siri dengan penyanyi dangdut tak hanya menimpa Imran. Masih banyak pula pejabat yang rela meninggalkan istrinya demi nikah siri dengan penyanyi dangdut.
Mungkinkah para pejabat senang dan terpikat dengan gaya seksi serta goyang heboh para penyanyi dangdut?
Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Nia Alvina tak heran dengan kasus perselingkuhan dan nikah siri yang kerap kali dilakukan para pejabat tinggi negara. Menurut dia, nikah siri dan selingkuh terjadi karena moral dan krisis nilai yang dialami para pejabat tersebut.
"Pemimpin atau pejabat negeri ini sedang mengalami krisis nilai. Seharusnya sebagai nilai-nilai Pancasila itu menjadi dasar atau pedoman bagi pejabat dalam bertindak atau berprilaku. Tindakan para pejabat negara ini baik pusat maupun daerah yang melakukan perselingkuhan atau nikah siri dengan artis atau yang lainnya, tentunya bertentangan dengan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, tentang kejujuran," jelas Nia saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (23/10).
Menurut dia, tak juga harus penyanyi dangdut yang notabene sering bergoyang hot dan berpakaian seksi menjadi incaran para pejabat. Siapapun bisa dengan mudah memikat para pejabat yang dinilainya tak punya moral tersebut. Yang terpenting adalah, kata dia, bagaimana para pejabat negara ini benar-benar menjalankan amanah sebagai pemimpin bangsa.
"Artinya pejabat tersebut telah melakukan kebohongan publik. Jika kita kaji secara mendalam tindakan yang demikian sebenarnya dampaknya sangat dalam termasuk pada tataran kinerja atau kebijakan yang mereka ambil. Jika kepada orang terdekatnya saja, mereka bisa melakukan ketidakjujuran, katakanlah kepada istri dan anak mereka, apalagi terhadap masyarakat luas," imbuhnya.
Nia menilai, banyaknya pejabat amoral yang belakangan terungkap dikarenakan sistem rekrutmen yang tidak baik di pemerintahan maupun partai politik. Selain itu, lanjut dia, sanksi yang tidak tegas juga membuat para pejabat amoral semakin merajalela baik di pusat maupun di daerah.
"Era 50-an, saat itu PKI saja yang ketahuan anggotanya selingkuh atau melakukan perbuatan amoral itu langsung dikeluarkan dari partai, kena skors. Di era kita malah enggak ada. Semua transaksional, uang berkuasa," tegas dia.
Oleh sebab itu, agar tak ada lagi para pejabat yang bermental amoral, Nia mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar berhati-hati dalam memilih wakil rakyat. Selain itu, ia juga berharap para LSM juga terus tak berhenti mengkritisi para calon pejabat dan rekam jejak tokoh calon pemimpin bangsa ke depan.
"Harusnya masyarakat bisa melakukan pressure, seperti organisasi yang konsen terhadap penindasan perempuan atau misalnya LSM, Komnas Perempuan dan lain sebagainya. Partai Politik juga harus menerapkan moralitas yang utama kalau mau dilirik di 2014. Kalau ketahuan anggota parpol melakukan tindak asusila harus diberikan sanksi tegas," pungkasnya.