Selain digantung di pohon, Widya juga mau digorok jawara Meruya
Mahasiswa salah satu kampus di Jaksel itu dijemput paksa dari kontrakannya pada Senin (24/11) malam oleh Pelor.
Widya Pratna (22), korban penganiayaan dua jawara Meruya Selatan, Hasanudin alias Pelor (40) dan Edi Sarwono alias Edi (37), hanya bisa meringis kesakitan saat dirinya mencoba menggerakan kaki kanannya yang terluka karena tertimpa knalpot motor. Pada pergelangan kakinya, luka bakar berdiameter sekitar 10 sentimeter itu tampak masih memerah dan membuat betisnya membengkak.
"Ini kaki saya kena knalpot pas Bang Pelor bawa saya dari rumah ke Lawson. Pas lagi bawa motor, motornya sempet jatuh dan knalpotnya niban kaki kanan saya," ujar Widya saat ditemui merdeka.com di rumahnya di Jl H. Merlin RT 3 RW 4, Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (28/11).
Sulung dari tiga bersaudara ini menuturkan, dirinya dijemput paksa dari rumah kontrakannya pada Senin (24/11) malam sekitar pukul 21.30 WIB. Pemuda yang biasa disapa Bodong itu menceritakan, dirinya dijemput setelah selesai menyopiri mobil yang digunakan untuk berangkat ke puncak bersama anak Pelor, Alan (15).
Saat dirinya menanyakan maksud Pelor menjemputnya, pria yang biasa menjaga parkiran di Lawson depan Universitas Mercu Buana itu malah menghardiknya. "Diem lo. Ikut aja sama gua. Jangan banyak omong, ikut aja udah," ujar Bodong menirukan ucapan Pelor.
Sesampainya di Lawson, Pelor kemudian mengajak Edi. Keduanya kemudian membawa Bodong ke sebuah lahan kosong di Jalan H Juhri, Kompleks Pajak RT 006/08 Meruya Selatan Jakarta Barat. Selama di lahan kosong tersebut, korban diikat dengan tambang, dipukuli dan luka bakar di kakinya karena knalpot diinjak oleh Pelor.
"Kaki saya yang kanan diinjek, terus digerus sama bang Pelor," ujar mahasiswa salah satu kampus di Jakarta Selatan itu.
"Selama di lapangan kosong itu, tangan saya diikat ngadep belakang, terus tambangnya diarahin ke pohon. Badan saya dipukul sama Bang Pelor, yang megangin temannya Bang Pelor," tuturnya.
Selain menyiksa, Pelor yang kesehariannya bekerja sebagai juru parkir Lawson juga mengintimidasi korban dengan kalimat ancaman.
"Awas lo kalau kenapa-kenapa sama anak, gua gorok leher lo," ancam Pelor.
Setelah sekitar satu jam menyiksa dan menganiaya, tersangka kemudian melepaskan korban di Lawson. Korban kemudian dijemput oleh temannya yang tengah melintas.
Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka bakar terkena knalpot di pergelangan kaki kanan, rusuk sebelah kiri membiru, pergelangan tangan membengkak akibat ikatan tambang, dan dengkul luka akibat diseret.
"Kata visum dokter Graha Kedoya, saya mengalami luka dalam," ujar Bodong sambil menunjuk dada kirinya.