Selama Pandemi Covid-19, 47 Juta Perempuan Kehilangan Akses Kontrasepsi
Eni menjelaskan, Singapura berpenduduk hanya 3,5 juta, dan Denmark berpenduduk lima juta sementara Indonesia dalam satu tahun bisa melahirkan penduduk sebanyak satu negara setiap tahunnya.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat pada April 2020 diperkirakan terdapat 47 juta perempuan yang kehilangan akses kontrasepsi akibat terdampak Covid-19.
"Data tersebut belum lagi termasuk tujuh juta prediksi kehamilan yang tidak direncanakan. Otomatis angka-angka tersebut juga terjadi di Indonesia," kata Deputi Bidang Keluarga Berencana (KB) Kesehatan Reproduksi (KR) BKKBN dr Eni Gustina saat diskusi virtual, Kamis (24/9).
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kapan Bon Kontan dicetak? Mengutip disbudpar.acehprov.go.id, Bon Kontan ini diproduksi pada tahun 1949.
-
Bagaimana ANBK dilakukan? Pelaksanaan AN menggunakan sistem berbasis komputer, sehingga disingkat dengan ANBK yang menggunakan moda tes dengan pilihan moda daring (online) ataupun semi daring (semi online) sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah atau daerah masing-masing.
-
Kenapa ANBK dilakukan? Pemerintah Indonesia melakukan perbaikan dan evaluasi pendidikan dengan cara pemetaan mutu melalui program asesmen nasional (AN).
-
Kapan batuk dianggap kronis? Jika batuk berlangsung lebih dari dua minggu, ini dapat dikategorikan sebagai batuk kronis.
Dia mengungkapkan, kondisi tersebut belum lagi dipengaruhi angka pertambahan penduduk di Tanah Air yang masih tinggi yakni berkisar 1,49 persen.
"Artinya, setiap tahunnya diperkirakan akan ada lima juta bayi yang lahir di Tanah Air. Jumlah tersebut bahkan lebih banyak dari jumlah penduduk Singapura," ujarnya.
Eni menjelaskan, Singapura berpenduduk hanya 3,5 juta, dan Denmark berpenduduk lima juta sementara Indonesia dalam satu tahun bisa melahirkan penduduk sebanyak satu negara setiap tahunnya.
Selain itu, menurutnya, saat ini angka fertilitas atau kemampuan menghasilkan keturunan di Indonesia juga masih tergolong tinggi. "Berdasarkan survei angka fertilitas itu 2,4 persen dalam 10 tahun ini angkanya belum turun-turun," terangnya seperti dilansir dari Antara.
Ia juga mengungkapkan, berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada 2017 penggunaan alat kontrasepsi modern mengalami penurunan dari 61 menjadi 57 persen.
"Tentu kita harus berjuang kembali untuk meningkatkan penggunaan kontrasepsi modern," katanya.
Selain menurunnya penggunaan alat kontrasepsi modern, BKKBN juga mengatakan persoalan angka putus pakai di Tanah Air masih tinggi akibat rendahnya pendidikan yang mempengaruhi kehidupan rumah tangga.
"Rendahnya pendidikan tadi mengakibatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan alat kontrasepsi menjadi minim. Padahal, hal itu penting sekali," tutup Eni.
(mdk/fik)