Semangat penjual sayur berangkat haji dalam kondisi difabel
"Hanya Allah yang tahu kondisi saya," kata Munaji yakin.
Semangat Munaji bin Riyono (65) untuk menjadi tamu Allah akhirnya terwujud tahun ini. Kondisi difabel tidak menyurutkan niat warga Sidoarjo, Jawa Timur ini berangkat haji.
Munaji berangkat ke Tanah Suci dengan kelompok penerbangan (kloter) 17, Sabtu (29/8) malam. Untuk berjalan, dia harus dibantu dengan alat bantu jalan (kruk).
"Hanya Allah yang tahu kondisi saya," ujar Munaji yang merupakan ayah dari seorang anak dan kakek dari dua cucu itu, didampingi istrinya Asning Amah (53), yang sama-sama berangkat haji.
Warga Candi, Sidoarjo itu mengalami kecelakaan saat berkendara motor bersama temannya, bahkan temannya meninggal, namun dirinya harus rela kehilangan satu kaki kanannya.
Kecelakaan yang terjadi di Lemah Abang, Pandaan, Pasuruan pada tahun 1985 itu tak membuatnya patah arang, dan tetap bersemangat melakukan kegiatan sehari-hari sebagai penjual sayur di Pasar Keputran, Surabaya.
Sebagai tengkulak sayur, dia setiap hari dibantu pegawainya mencari sayur untuk dijual, mulai dari Ambulu, Lumajang, Jember, Blitar, Kediri, Nganjuk dan Lamongan.
Di mana pun ada tempat sayur yang siap untuk dipanen, maka Munaji pun mendatangi untuk dijual kembali, di antaranya gambas, terong, ketimun dan kacang panjang.
Dalam sehari, dia bisa menjual 1,7 ton sayur setiap hari dengan hasil penjualan bisa meraup keuntungan sebesar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.
Tidak hanya itu, dia juga mewakafkan sebidang tanah untuk Musala 'Bumi Allah' yang memiliki Taman Pendidikan Al Quran (TPQ).