Berangkat Pagi Pulang Tengah Malam, Begini Kisah Kakek Jual Roti Dorong Gerobak dari Desa ke Kota Meski Kondisinya Sakit
Mirisnya, ia hanya mendapat pendapatan tak seberapa dari hasil kerja kerasnya tersebut.
Mirisnya, ia hanya memperoleh pendapatan tak seberapa dari hasil kerja kerasnya tersebut
Berangkat Pagi Pulang Tengah Malam, Begini Kisah Kakek Jual Roti Dorong Gerobak dari Desa ke Kota Meski Kondisinya Sakit
Usia lanjut dan gangguan kesehatan tidak menghalangi Karnoto untuk menunaikan tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga. Kisah perjuangannya menyita perhatian banyak pihak, khususnya warganet Kediri.
Perjuangan
Sehari-hari, Karnoto berjualan roti bolang-baling secara keliling menggunakan gerobak. Ia biasanya berangkat dari rumahnya di Desa Janti, Kecamatan Wates pada pukul 08.00 WIB dan baru pulang pukul 22.00 WIB. Dari rumahnya di desa itu, ia biasa keliling hingga alun-alun Kabupaten Kediri.
Padahal, sebenarnya gerobak yang terbuat dari becak modifikasi itu bisa ia kendarai, namun Karnoto memilih mendorong karena penglihatannya dalam jarak jauh terbatas.
Perjuangan Karnoto jualan roti bolang-baling keliling dengan jalan kaki belasan kilometer itu mencuri perhatian warga Kediri. Sebagian warga Kediri sudah akrab dengan sosoknya.
(Foto: Cookpad)
Kondisi Kesehatan
Karnoto hanya libur jualan saat hujan lantaran tubuhnya yang tidak lagi muda gampang kedinginan.
"Kedinginan, kaki rasanya sakit, rematik," tuturnya.
(Foto: freepik)
Penghasilan Tak Seberapa
Jerih payahnya jual roti keliling membuat Karnoto bisa mendapatkan uang Rp200 ribu per hari. Namun, uang tersebut masih dikurangi setoran ke juragan roti. Alhasil, Karnoto hanya mengantongi penghasilan bersih sekitar Rp44 ribu per hari.
Karnoto mengaku bersyukur dengan penghasilan yang ia dapatkan dari kerja kerasnya. Uang tersebut ia gunakan untuk menghidupi keluarganya.
(Foto: Dok. Prokopim Kediri)
Adapun Karnoto dan menantunya berperan sebagai pencari nafkah. Karnoto jual roti bolang-baling secara keliling, sementara menantunya bekerja di pabrik kaos.
Simpati Bupati
Kisah perjuangan Karnoto sampai ke telinga Bupati Kediri Hanindhito Himawan. Mas Dhito, sapaan akrab Bupati Kediri, mengundang Karnoto ke kantor bupati untuk menawarkan bantuan.
Pertama, Mas Dhito menawarkan Karnoto untuk operasi katarak. Bahkan siap mengantar sendiri apabila Kanroto bersedia operasi katarak. Namun tawaran ini ditolak oleh Karnoto dengan alasan ia takut menjalani operasi.
Menanggapi tawaran Bupati Kediri, Karnoto mengaku masih bingung akan memulai usaha di bidang apa. Menurut penuturan Karnoto, ia dan istrinya bisa membuat roti. Mas Dhito menyatakan siap membantu modal usaha hingga mencarikan tempat berjualan.