Seorang jurnalis ditodong dalam bus jurusan Surabaya-Jember
Afwan menduga sopir dan kondektur bekerjasama untuk mengeksploitasi penumpang.
Kriminalisasi di dalam kendaraan umum kembali terulang. Kali ini seorang jurnalis media nasional, Afwan menjadi korbannya. Dia ditodong dengan menggunakan sebilah pisau di dalam bus jurusan Surabaya-Jember.
"Dia (penodong) membuka tas selempang kecilnya. Kilapan pisau menyilau terpantul pendar cahaya bus itu. Aku melihat mukanya disusul gerakan tangan kanannya mengarahkan pisau ke perut samping kanan," kata Afwan kepada merdeka.com, Senin (21/12).
Ketika pisau ditodongkan ke bagian perutnya, Afwan meminta izin agar kartu sim ponselnya tak ikut diambil. Lantas penodong itu membolehkan.
"Sambil terus menjuruskan mata pisaunya, dia minta saya mengeluarkan handphone. Tentu aku enggak rela HP yang berdata berharga bagiku diambil orang. Terus aku minta agar diizinkan mencabut kartu sim dan memory. Dia mengiyakan. Sambil memproses itu, dia memutar-mutar gagang pisau itu," ujarnya.
Afwan kecewa bahwa tindakan kriminal di dalam bus semacam itu terus terulang. Pihak kepolisian selalu kebobolan tidak bisa menjalankan langkah antisipasi. Kebanyakan aparat kemanan tersebut hanya bekerja berdasarkan laporan warga saja.
"Saya memang bukan korban yang pertama. Banyak kenalan yang juga mengalaminya. Polisi selalu kayak pemadam kebakaran. Itu pun kebakarannya enggak padam-padam," tuturnya.
Menurut Afwan kejadian penodongan memang kerap terjadi. Dia menduga sopir dan kondektur bekerjasama untuk mengeksploitasi penumpang.
"Sebenarnya yang melihat kejadian itu ada beberapa orang, termasuk kondektur. Tapi saya duga mereka bersekongkol. Kejahatan di bus ini kuat dugaan ada persekongkolan dengan sopir atau kondektur. Kenapa Dia dengan mudah naik dan turun tanpa bayar," tegasnya.
Afwan menuturkan bahwa kejadian tersebut pada Minggu (20/12) jam 1.30 WIB dari Jakarta, dia sampai di Surabaya. Lalu dia melanjutkan perjalanan ke Jember dengan menaiki bus Borobudur. Sesampainya di Terminal Probolinggo, bus berhenti sekitar 10 menit. Beberapa penumpang baru masuk. Termasuk orang yang kemudian menodongnya.
Namun sekitar pukul 03.00 WIB, bus melintas di daerah Lumajang, kebanyakan penumpang sudah terlelap. Di dalam bus pun tak ada lampu, penerangan hanya berasal dari luar bus. Tiba-tiba ada satu orang mendatanginya dan mengeluarkan pisau berukuran besar. Tak puas mendapatkan ponsel, salah satu dari para pelaku yang kurang lebih berjumlah 5 orang tersebut meminta uang yang dibawa korban.
"Dia menanyakan uang yang kubawa," ucapnya.
Namun karena korban mengaku tak banya uang, akhirnya penodong berkelamin laki-laki memakai jam tangan sporty merek Q&Q langsung bersiap turun dari bus. Sebelum turun beberapa pelaku sempat melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa penumpang wanita yang duduk di kursi belakang.