Seorang warga digebuk anggota TNI Satgas Asap Riau
Syaifullah kini dirawat di RS Ibnu Sina, Pekanbaru, karena luka di bagian rahang. Beberapa giginya rontok.
Sejumlah anggota TNI, yang tergabung dalam Tim Satgas Penanggulangan Asap Riau, diduga menganiaya Syaifullah (53) di Kecamatan Dayung, Kabupaten Siak. Syaifullah kini dirawat di RS Ibnu Sina, Pekanbaru, karena luka-luka.
Ipar korban, Zamri Nur, mengatakan Syaifullah mengalami luka parah di bagian rahang. Beberapa giginya rontok dan harus dilakukan operasi secepat mungkin.
"Susah mengunyah, karena rahangnya patah. Kata dokter harus dioperasi," katanya kepada wartawan, Selasa (25/3).
Zamri menceritakan, kejadian bermula saat korban mengirimkan kerikil pecah dan tanah liat ke Desa Dayun, untuk proyek pengerasan jalan. Dalam perjalanan, mobil di depan korban terperosok.
"Di belakang mobil adik saya, ada truk yang membawa personel TNI yang bertugas memadamkan api. Melihat mobil adek saya berhenti, sejumlah prajurit TNI turun dan menghampirinya," kata Zamri.
Beberapa prajurit TNI memaksa tetap lewat. Melihat kondisi jalan rusak dan tidak memungkinkan, korban menolak. Penolakan ini membuat prajurit naik pitam dan langsung memukuli Syaifullah.
Sebagian prajurit yang melihat pemukulan langsung melerai. Selanjutnya, korban dilarikan ke Puskesmas Dayun.
"Karena kondisinya parah, lalu dirujuk ke rumah sakit di Pekanbaru," jelas Zamri.
Zamri mengatakan, pihak TNI siap membantu biaya perobatan korban. Hanya saja, nilai bantuannya dianggap tak memadai yaitu Rp500 ribu.
Satgas Penerangan Penanggulangan Asap mengakui bahwa yang melakukan penganiayaan merupakan anggota pemadaman api di Siak. Peristiwa tersebut sudah dilakukan upaya damai.
"Usai kejadian, tim langsung membawa korban berobat ke Puskesmas terdekat. Sudah ada pengobatan dan dikasih vitamin. Upaya perdamaian kedua belah pihak juga sudah dilakukan," kata Dansatgas Penerangan Kolonel Infanteri Robert.
Dijelaskan Robert, peristiwa bermula saat tim berusaha mengevakuasi warga yang terkepung api. Saat itu, satu anggota Satgas mengalami sesak pernafasan.
"Saat itu hanya ada satu truk, bukan dua. Satgas sudah memberitahukan agar truk bergeser dulu. Namun supir truk bernama Syaifullah malah ngeyel. Dia sebut lagi nunggu temannya dulu. Inilah yang membuat marah salah satu anggota Satgas," kata Robert.
"Mestinya masalah ini tidaklah dibesar-besarkan. Satgas bekerja mengevakuasi warga. Mungkin, peristiwa ini ada kesilafan dan kita juga sudah saling memafkan serta upaya damai," kata Robert.
Sebagai tindak lanjut, anggota yang melakukan pemukulan sudah ditarik. Ia sudah dimintai keterangan di Denpom TNI di Pekanbaru.
"Yang diduga menganiaya sudah ditarik untuk dimintai keterangan di polisi militer. Masalah ini tetap diselesaikan secara profesional," pungkas Robert.