Sesalkan Peristiwa Rasial, Ketua DPR Minta Maaf Atas Kerusuhan Papua
Bamsoet menduga ada pihak dari luar yang menginginkan Papua pisah dari Indonesia. Caranya, dengan menunggangi peristiwa rasial yang terjadi di Surabaya.
Ketua DPR Bambang Soesatyo menyesalkan peristiwa kekerasan rasial terhadap masyarakat Papua yang berujung kerusuhan. Mewakili DPR, dia menyampaikan permintaan maaf.
Politikus yang akrab disapa Bamsoet itu mengimbau semua pihak, masyarakat Papua, maupun aparat penegak hukum menahan diri. Ia meminta tidak terprovokasi isu yang ada karena menurutnya masalah tersebut tidak sesederhana konflik di Surabaya.
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Apa yang ditemukan di Papua yang viral di TikTok? Viral di TikTok Ditemukan di Papua Penemuan tank yang terpendam di dalam tanah ini diketahui berlokasi di Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Indonesia.
-
Kenapa konflik Papua semakin meningkat, meskipun pembangunan di wilayah tersebut digalakkan? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
"Saya juga menyesalkan masih ada sikap diskriminatif ya dan rasis yang terjadi di Surabaya. Saya minta ini yang terakhir, saya atas nama Dewan Perwakilan Rakyat meminta maaf pada seluruh rakyat Papua mari kita rajut kembali nilai-nilai kebangsaan kita," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8).
Bamsoet menduga ada pihak dari luar yang menginginkan Papua pisah dari Indonesia. Caranya, dengan menunggangi peristiwa rasial yang terjadi di Surabaya.
"Saya melihat ada agenda besar yang menumpangi dan menunggangi dari isu-isu yang terjadi di Jawa timur sekali lagi, ini isu yang sedang dimainkan dan kami di parlemen tentu saya tidak rela ada orang luar yang ingin memisahkan keluarga kita Papua," jelasnya.
Dia pun menyarankan aparat TNI dan Polri menggunakan langkah persuasif dalam menangani konflik ini. Pihak intelejen, diminta Bamsoet supaya pasang telinga dari orang-orang yang ingin memisahkan Papua dari Indonesia.
"Ini juga simultan dengan separatis lalu gerakan-gerakan membangun opini dengan memanfaatkan yang terjadi di Jawa Timur. Kita semua mesti waspada," ungkapnya.
Bamsoet mengatakan, Presiden Joko Widodo mencurahkan perhatian untuk membangun Papua. Dia mencontohkan, salah satu kasih sayang Jokowi kepada masyarakat Papua adalah dengan membangun jalan dan berbagai fasilitas di sana.
"Itu artinya negara ini semua kita sayang kepada rakyat Papua, sayang terhadap Papua, bahkan bung Karno dalam pidatonya mengatakan tidak lengkap Indonesia tanpa Papua," tutupnya.
Baca juga:
Malam Ini, Wiranto, Panglima TNI dan Kapolri Bertolak ke Papua
Polri Soal Kondisi Terakhir di Sorong 'Sudah Betul-Betul Kondusif'
Pascarusuh Manokwari, Jokowi Pantau Kondisi di Papua dan Papua Barat
Kapolda Jatim Sebut Saksi Lihat 2 Orang Rusak Tiang Bendera di Asrama Mahasiswa Papua
Menristekdikti Peringatkan Rektor: Jangan Ada Mahasiswa Papua Alami Diskriminasi
BIN Mengaku Sudah Petakan Aktor Aksi Kerusuhan di Papua-Papua Barat
Sempat Ricuh, Situasi di Mimika Kondusif usai Aparat Pukul Mundur Demonstran