Setelah JPU, Jerinx Juga Ajukan Banding ke PN Denpasar
Ia juga menyampaikan, bahwa sebenarnya kliennya Jerinx meminta pihaknya untuk melakukan upaya banding, bila JPU mengajukan banding.
Wayan Gendo Suardana selaku penasehat hukum terdakwa I Gede Ari Astina atau Jerinx juga melakukan banding ke Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Kamis (26/11).
"Kami melakukan banding perhari ini, kami lakukan setelah memastikan JPU melakukan banding terlebih dulu. Pada hari ini juga. Kami sudah diberitahukan atas permintaan banding dari Jaksa Kejati, Bapak Otong Hendra rahayu sendiri yang hadir," kata Gendo.
-
Kapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi terbentuk? Tepat pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Apa tujuan utama dibentuknya Ikatan Dokter Indonesia (IDI)? Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat profesi dokter.
-
Bagaimana Dr. Sardjito membuat ransum TNI? Kecerdikan Sardjito dalam membuat ransum melahirkan inovasi bernama 'Biskuti Sardjito'. Bentuknya yang bulat bisa memberikan energi untuk para tentara ketika di medan perang.
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Mengapa Dr. Sardjito membuat ransum TNI? Ketika momen Serangan Umum 1 Maret 1949, Sardjito mulai melakukan pembuatan ransum tentara dengan bahan yang sama seperti milik tentara Belanda.
Ia juga menyampaikan, bahwa sebenarnya kliennya Jerinx meminta pihaknya untuk melakukan upaya banding, bila JPU mengajukan banding.
"Sebetulnya dalam perkara ini, klien kami Jerinx itu meminta kepada kami apabila jaksa mengajukan banding maka mau tidak mau, tidak ada pilihan lain kita harus banding dan itu yang harus kami jalankan," imbuhnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa pihaknya juga tidak tau apa dasar JPU mengajukan banding. Namun, pihaknya tetap menghormatinya.
"Kami tidak tau apa dasar jaksa penuntut umum melakukan banding. Kecuali, itu adalah hak hukum dari penuntut umum. Tapi tentu saja, kami menghargai hak hukum mereka. Walaupun, menurut kami merasa prihatin sambil ketawa, seberapa percaya dirinya jaksa mengajukan banding," ungkapnya.
"Kawan-kawan media sudah tahu sendiri, berkas tuntutan jaksa yang manipulatif, tidak berdasar, cenderung ngawur. Bahkan, salah mengutip unsur pasal. Kemudian sudah mengakui direplik, jaksa melakukan copy paste keterangan ahli, kemudian cenderung manipulatif," sambungnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa pihaknya merasa heran dengan adanya pengakuan banding tersebut. Kendati, begitu pihaknya sangat menghargai sebagai hak hukum.
"Berarti, pertarungan hukum kita belum selesai. Kita akan sama lihat seberapa kuat dalil mereka dengan surat tuntutan yang sangat ngawur, dan seberapa kuat kami juga akan melakukan pembelaan dalam konteks memori banding. Nanti akan ada dua memori banding, karena sama-sama banding, lalu dari memori banding itu kita juga akan membuat sama-sam kontra memori banding," jelasnya.
Saat ditanyakan, andai JPU tidak mengajukan banding, pihaknya tentu juga tidak akan mengajukan banding tersebut.
"Sebetulnya, Jerinx posisinya begitu kalau jaksa tidak banding, iya sudah kita terima saja dengan segala situasi sekarang. Tapi, kalau jaksa sudah banding yasudah tidak ada pilihan lain. Kita tidak ada pilihan lain selain meladeni," ujarnya.
"Tidak cukup kontra memori banding, tetapi kami juga melakukan banding. Karena, sebetulnya putusan hukum tidak memuaskan kami ataupum jering. Jangankan 1 tahun 2 bulan, bahkan memvonis Jerinx 4 bulan saja sudah tidak fair. Tetapi, dengan kebesaran hati sebenarnya Jerinx mau menerima, tapi karena jaksa dititik akhir last minit baru mengajukan banding mau tidak mau kita juga mengajukan banding," ujar Gendo.
Seperti yang diberitakan, I Gede Ari Astina atau Jerinx divonis hukuman 1 tahun 2 bulan penjara dan denda Rp 10 juta. Jerinx dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Negeri (PN) Denpasar atas kasus "IDI Kacung WHO" pada Kamis (19/11).
Dalam sidang yang diketuai Majelis Hakim Ida Ayu Adnya Dewi menyampaikan, bahwa Jerinx telah terbukti bersalah menyebarkan ujaran kebencian terhadap IDI karena menyebut kata kacung World Health Organization (WHO) dalam akun instagramnya.
Baca juga:
JPU Kasus Jerinx Resmi Ajukan Banding
Duh! Nora Alexandra Dapat Ancaman Pembunuhan Usai Sidang Vonis Jerinx
Tak Sepakat Soal Teori Konspirasi Jerinx SID, Soleh Solihun 'Tapi Gak Dipenjara Juga'
Jerinx Divonis 1 Tahun 2 Bulan Bui, Begini Tanggapan IDI Bali
ICJR Nilai Putusan Penjara Jerinx Buka Jebakan Baru Pasal Karet UU ITE
Orang Tua Jerinx: Tidak Mungkin Kami akan Meludahi Negara Ini