Setelah perbaikan, Jembatan Comal tidak untuk truk 30 ton
Menurut Budi, truk yang bisa melalui Jembatan Comal hanya bagi kendaraan yang memiliki satu sumbu as.
Dalam waktu dekat kendaraan truk bisa melalui Jembatan Comal yang berada di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Namun, truk yang bisa melalui Jembatan Comal hanya bagi kendaraan yang memiliki satu sumbu as atau bertonase tidak lebih dari 30 ton.
Pernyataan tersebut dikemukakan Kepala Bidang Lalu dan Kelaikan Kendaraan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Jawa Tengah, Henggar Budi Anggoro, saat berlangsung rapat koordinasi di Kantor Badan Koordinasi Wilayah III Jateng di Purwokerto.
Pembatasan dengan melihat sumbu as tersebut, menurut dia lebih mudah dikendalikan dibanding dengan ketentuan tonase. "Seberat-beratnya kendaraan dengan dua sumbu, tidak mungkin lebih dari 30 ton," katanya, Kamis (21/8).
Pembatasan kendaraan yang melintas di Jembatan Comal ini, sudah diantisipasi dengan mempersilakan truk-truk besar yang memiliki dua sumbu as bisa melalui jalur tengah.
"Setelah kendaraan yang memiliki dua sumbu as atau lebih keluar dari Tol Pejagan, tidak boleh melalui daerah Ketanggungan untuk menuju Prupuk. Tetapi, harus melewati Tegal," ucapnya.
Setelah itu, kendaraan yang memiliki dua sumbu bisa melewati jalur tengah Banyumas-Wonosobo dan jalur selatan. Sedangkan kendaraan dengan kereta tempelan dan gandengan, termasuk kontainer harus melalui jalur selatan Banyumas-Purworejo.
Lebih jauh saat dikonfirmasi tentang adanya sejumlah jembatan yang kondisinya rentan karena faktor usia, Henggar berharap Dinas Bina Marga dapat melakukan audit agar daya dukung jembatan tersebut.
"Kalau memang semua tidak bisa dilewati, mau dilewatkan mana kendaraan angkutan barang itu. Jadi satu-satunya yang sangat mungkin, melalui jalur selatan dan jalur tengah," katanya.
Henggar melanjutkan, hingga saat ini banyak wilayah yang menyampaikan keberatan karena jalan di daerahnya dilalui kendaraan berat. Kondisi tersebut, menurut Henggar bisa dimaklumi lantaran ruas jalan di wilayah selatan seperti Banyumas, Kebumen dan Purworejo tergolong sempit dengan kapasitas terbatas.
Mengatasi kondisi itu, pihaknya saat ini sedang menggodok pembatasan jam operasi kendaraan berat untuk jalur selatan, namun pemberlakuan tersebut tidak seperti yang diberlakukan pada ruas Tegal-Slawi.
"Jika Tegal-Slawi hanya boleh operasi pada malam hari. Kemungkinan untuk jalur selatan, akan dilakukan pembatasan pada jam-jam sibuk di pagi hari," ujarnya.