Disebut Kelebihan Kapasitas, Ternyata Ini Muatan Truk Rem Blong yang Sebabkan Kecelakaan Tol Cipularang
Total ada 17 kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol Cipularang.
Polisi masih melakukan penyelidikan kecelakaan lalu lintas di Tol Cipularang KM 92, termasuk menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP). Seluruh mobil yang rusak sudah selesai dievakuasi pada Senin (11/11) malam.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Jules Abraham Abast mengatakan proses evakuasi dilakukan sepanjang hari oleh tim gabungan dari Korlantas Polri, Dit Lantas Polda Jabar dan Sat Lantas Polres Purwakarta serta petugas pengelola jalan tol.
Mayoritas kendaraan berada di jalur B (arah menuju Jakarta). Kemudian ada satu mobil yang terlempar ke Jalur B (menuju arah Bandung).
Proses evakuasi kendaraan dilakukan secara terus menerus sejak terjadi kecelakaan di sore hari sekitar jam 15.15 WIB dan terakhir dilakukan evakuasi kendaraan truk tractor head (trailer) sekitar jam 21.30 - 22.30 WIB dengan menggunakan Rescue Truck.
Tim Kesehatan pun sudah berhasil membawa semua korban luka-luka dan meninggal ke Rumah Sakit Abdul Rodjak di Purwakarta.
"Jadi secara keseluruhan 17 kendaraan yang terlibat kecelakaan telah dievakuasi dari lokasi kecelakaan sejak semalam dan jalur A dan B telah normal Kembali," kata dia.
Lalu, pada Selasa (12/11), upaya berikutnya yang sudah rampung adalah proses olah TKP dengan menggunakan metoda Traffic Accident Analysis (TAA). Namun, untuk hasilnya membutuhkan waktu.
“Sekarang sedang dikaji. Sesuai enggak dengan hasil olah TKP dengan TAA (Traffic Accident Analysis) data dan lain sebagainya, makanya belum bisa secepat itu kita bisa langsung info (hasil olah TKP) ke teman-teman media. Tapi salah satunya adalah truk itu membawa kardus bekas," ucap Jules.
Terpisah, Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin sudah menjenguk para korban kecelakaan di RS Abdul Radjak, Purwakarta, Senin (11/11) malam. Ia memastikan semua akan mendapat santunan dari Jasa Raharja. Penanganan trauma healing pun diberikan.
Upaya lain yang akan dilakukan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang, Bey segera berkoordinasi dengan pihak Jasa Marga dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk evaluasi.
"Nanti kami komunikasi lagi dengan PU dan Jasa Marga, bagaimana langkah ke depan. Mudah - mudahan ini yang terakhir kecelakaan berat seperti ini," ungkap Bey.
"Yang kami pikirkan adalah bagaimana mitigasinya di kemudian hari, karena ini kan sebetulnya sudah sering terjadi kecelakaan antara KM 90 sampai 100 itu karena turunan juga," katanya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Jules Abraham Abast menyebut diduga kecelakaan berawal dari truk muatan yang mengalami rem blong.
Truk kemudian menghantam kendaraan yang ada di depannya, sehingga kecelakaan beruntun pun tak terelakkan.
"Rem blong itu diduga karena truk itu membawa muatan cukup banyak atau cukup berat, kemudian terjadilah tabrakan beruntun dengan kendaraan lain," kata dia dalam keterangannya, Senin (11/11).