Singapura protes, TNI AL tegaskan Usman-Harun pahlawan nasional
Usman dan Harun adalah dua prajurit TNI AL yang mengebom Singapura tahun 1965.
TNI AL berniat menamai kapal perangnya dengan nama KRI Usman Harun. Dua prajurit Korps Komando Angkatan Laut (kini Marinir TNI AL), yang mengebom Singapura saat operasi Dwikora tahun 1965.
Namun pemerintah Singapura mengajukan keprihatinan mereka. Mereka tak setuju orang yang melakukan serangan di wilayah Singapura malah dijadikan nama kapal perang.
TNI AL menyatakan penamaan kapal perang Usman Harun sudah melalui prosedur tetap. Nama KRI diberikan sebagai penghormatan bagi para pahlawan nasional atau prajurit TNI AL yang berjasa luar biasa untuk bangsa dan negara.
"Proses penamaan sudah melalui prosedur dan dilakukan oleh anggota tim yang ditunjuk. Kami memilih nama KRI Usman Harun karena mereka adalah pahlawan nasional yang berjasa kepada bangsa ini," kata Kadispen TNI AL Laksamana Untung Surapati, Selasa (6/2).
Disinggung mengenai protes pemerintah Singapura yang menyatakan keberatan dengan penamaan kapal tersebut, Untung menyebutkan hal itu bukan merupakan wewenang Angkatan laut.
"Saya rasa Kementerian Luar Negeri yang harus bicara mengenai itu," katanya.
Pada 10 Maret 1965 dua anggota Korps Komando Indonesia yakni Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said melakukan pengeboman di MacDonald House, Orchard Road, Singapura. Serangan ini menewaskan tiga orang dan melukai 33 lainnya.
Gabungan dua nama Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said inilah yang saat ini dipakai sebagai nama kapal Angkatan Laut yang baru.