Batal Masuk Baret Merah, Ternyata Jadi Jenderal dan Kepala Staf TNI AD Pertama dari Kavaleri
Saat itu masuk RPKAD adalah kebanggaan tiap taruna.
Penulis: Arsya Muhammad
Menjadi perwira di korps baret merah adalah impian setiap Taruna Akademi Militer sejak dulu. Begitu juga dengan Taruna R Hartono dan kawan-kawan akrabnya.
Mereka bercita-cita masuk Korps Infanteri dan masuk ke Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD, kini Kopassus) setelah dilantik menjadi perwira muda di Lembah Tidar.
“Saat itu masuk RPKAD adalah kebanggaan tiap taruna,” kata R Hartono.
Namun garis nasib ternyata berkata lain. Saat Tingkat III Akademi Militer, R Hartono mengikuti latihan terjun payung. Saat mendarat, ternyata kakinya keseleo hingga bengkak. Dia sampai dirawat di Rumah Sakit Taruna untuk pemulihan.
Karena cedera ini, R Hartono tidak bisa masuk RPKAD. Dia terpaksa memilih Korps lain. Akhirnya kavaleri yang dipilihnya karena sama-sama merupakan satuan tempur.
Hartono pun kemudian menjadi seorang perwira korps lapis baja. Dia mengenakan baret hitam, bukan baret merah seperti impiannya dulu. Namun menurutnya hal itu sudah bagian dari kehendak Tuhan.
-
Kapan Hadi Tjahjanto menjabat sebagai Panglima TNI? Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto adalah mantan Panglima TNI yang menjabat sejak 2017 sampai 2021.
-
Siapa jenderal wanita pertama TNI AD? Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Raden Ayu Kartini Hermanus merupakan sosok yang patut diperhitungkan dalam sejarah militer Indonesia. Ia memegang predikat sebagai jenderal wanita pertama di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, sebuah prestasi yang mengilhami banyak wanita di tanah air.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.
-
Siapa yang punya nama unik di TNI AD? 'Praka Yayang H.F dari satuan Pusat Kesenjataan Kavaleri atau Pussenkav, asli dari Bandung, kampung saya Cigondewa Kidul Kecamatan Bandung Kulon. Tamtama lulusan tahun 2015 gelombang ke-2,' kata Yayang saat mengenalkan diri.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Siapa Panglima Kodam Bukit Barisan Pertama yang ikut PRRI? Sosok pria berdarah Batak ini dinobatkan menjadi Panglima Tentara Bukit Barisan Pertama dan perannya dalam dunia politik begitu berpengaruh. Dia berpangkat Kolonel, perawakan yang dingin layaknya orang Batak pada umumnya itu sudah cukup malang melintang dalam dunia kemiliteran Indonesia apalagi di Sumatra Utara.
“Ya sudah, karena kehendak Allah saya menyandang Korps Kavaleri,” kata dia.
Hal ini diceritakan dalam buku Jenderal TNI WIranto, Penegak Disiplin Nasional, yang diterbitkan oleh Disjarah TNI AD tahun 2022.
Sebenarnya ada satu hal lagi yang membuatnya bangga menjadi perwira kaveleri. Ternyata kekasih R Hartono, Oetari, saat itu mengidolakan berpasangan dengan seorang perwira kavaleri.
“Itu lho yang gagah, pakai baret hitam, kacamata hitam, naik tank atau panser,” kata Oetari polos.
R Hartono pun kemudian mengikuti Kursus perwira Kavaleri di Pusdikkav, Cimahi. Penugasan pertamanya dijalani sebagai komandan peleton di Yonkav I/Panser Kostrad di Bandung tahun 1963.
Karir R Hartono sebagai perwira pun dihabiskan di Korps Kavaleri. Hingga akhirnya tahun 1990, dia dilantik sebagai Panglima Kodam V Brawijaya. Lalu berturut-turut menjadi Dansesko, Gubernur Lemhanas dan Kassospol ABRI.
Puncaknya tahun 1995, Jenderal R Hartono dilantik Presiden Soekarno menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. R Hartono merupakan perwira kavaleri pertama yang bisa meraih posisi nomor satu di tubuh Angkatan Darat.
Uniknya R Hartono menggantikan Jenderal Wismoyo Arismunandar, yang alumnus korps baret merah. Hampir seluruh karir Wismoyo dihabiskan di Kopasandha.
Ternyata tanpa masuk RPKAD pun, R Hartono berhasil menjadi jenderal bintang empat dan Kepala Staf Angkatan Darat. Sebagai Kasad pun akhirnya dia mendapat baret merah dan menjadi warga kehormatan Kopassus.
“Kalau saja saya dulu masuk Korps Infanteri, mungkin saya tidak akan sampai pada pangkat jenderal bintang empat dengan jabatan tertinggi di angkatan darat.”
“Kalau di infanteri kan saingan banyak, sedangkan di kavaleri lebih sedikit. Akhirnya saya dipilih Presiden Soeharto menjadi Kasad pertama dari Kavaleri,” kenang R Hartono.