Siswa tantang guru duel yang sempat viral, begini nasib akhirnya
Siswa tantang guru duel yang sempat viral, begini nasib akhirnya. Siswa berinisial TG (14) dikembalikan ke orang tua. Keluarga TG pun menerima dan memilih opsi mengundurkan diri dari sekolah tersebut dan memindahkan TG ke sekolah lain yang mau menampung.
Beberapa waktu lalu, kita telah mendengar kabar mengenai seorang siswa yang menantang duel guru lantaran ketahuan membolos. Video yang berdurasi 32 detik tersebut memperlihatkan seorang siswa berbicara dengan keras pada guru dan mengancam dengan bahasa 'ngapak' alias Banyumasan. Tak tanggung-tanggung, siswa tersebut sampai melepas seragamnya untuk menunjukkan keseriusannya untuk duel dengan guru.
Beruntung, guru-guru tak meladeni tantangan bocah sok jago ini. Dengan halus, para guru melayani dengan bahasa halus dengan sedikit meledek. Tampaknya, ada kejengkelan dalam ledekan para guru itu.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
Tak urung, video yang beredar luas di berbagai lini masa dan grup-grup aplikasi pesan pun mengundang kegeraman warganet. Nyaris seluruh warganet marah dengan apa yang diperbuat oleh siswa tantang duel gurunya itu.
"Duel ama gua aja bocah, sok buka baju. Badan aja gak ada kaya sapu lidi," tulis seorang warganet dengan akun Agustinus.
Belakangan diketahui, video itu adalah siswa MTs Maarif NU di Desa Krenceng, Kecamatan Kejobong, Purbalingga, Jawa Tengah.
Wakil Kepala Bidang Kurikulum MTs Maarif NU Krenceng, Tarwan, membenarkan bahwa video itu memang terjadi di sekolahnya. Tampak dalam video adalah seorang siswa, TG (14), yang menantang guru pelajaran dan guru pembimbing.
Sekaligus, Tarwan mengklarifikasi bahwa yang ditantang TG adalah guru, bukan kepala sekolah, seperti yang beredar luas di media sosial.
"Yang ditantang berkelahi bukan kepala sekolah, tapi guru pelajaran," dia menerangkan, Senin, 5 Februari 2018.
Ternyata, peristiwa itu pun telah terjadi dua pekan lalu, yakni Senin, 22 Januari 2018. Saat itu, empat siswa MTs Maarif Krenceng diketahui membolos dan kongko-kongko sembari minum kopi.
Secara berombongan, mereka menggunakan sepeda motor dengan knalpot tak standar atau brong.
Mereka lantas dijemput oleh sejumlah guru, termasuk guru Bimbingan Konseling (BK) yang bertanggung jawab membina anak-anak itu. Sebagai hukuman, empat siswa itu diharuskan berjalan kaki ke sekolah yang berjarak kurang lebih satu kilometer.
Adapun dua sepeda motor dengan knalpot brong milik siswa diangkut dengan pikap yang telah disiapkan. Selain mememakkan telinga, dikhawatirkan jika siswa menggunakan sepeda motor justru bakal kabur.
Sesampai di sekolah, mereka dibawa di kantor dan dibina oleh guru BK dan wakil kepala bagian kesiswaan. Saat itulah, seorang siswa, TG, marah-marah dan menantang duel gurunya. Ia bahkan mengancam akan mencegat sang guru.
"Mungkin marah karena disuruh jalan kaki ke sekolah," Tarwan menerangkan.
Sekolah pun lantas mengambil sikap tegas terhadap kelakuan TG yang sudah di luar batas toleransi. TG dikembalikan ke orangtuanya. Keluarga TG pun menerima dan memilih opsi mengundurkan diri dari sekolah tersebut dan memindahkan TG ke sekolah lain yang mau menampung.
Satu siswa lain juga memutuskan pindah dari MTs Maarif Krenceng ke sekolah lain. Adapun dua siswa lainnya memutuskan untuk bertahan dan bersedia dibina.
Tarwan mengklaim sekolah telah bertindak bijak. Ia menduga, dua siswa itu sudah tak nyaman bersekolah di MTs Maarif Krenceng.
"Kami penuhi atas permintaan mereka sendiri," dia menegaskan.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ega)