Skandal asmara dan pengusiran Raden Saleh
Ada cerita menarik mengapa Raden Saleh sampai harus berpetualang di Jerman.
Mulai 3-17 Juni mendatang, untuk pertama kalinya pameran lukisan Raden Saleh digelar di Galeri Nasional, Jakarta. Dalam pameran ini, kesempatan besar menyaksikan karya-karya sang maestro perintis seni lukis modern di Indonesia. Kapan lagi hadir kesempatan menyaksikan karya-karya orang pertama Indonesia yang belajar di Eropa.
Pameran ini ikut didukung oleh Goethe Institute karena kedekatan Raden Saleh dengan Jerman. Raden Saleh memang pernah tinggal di Maxen, sekitar sejam perjalanan dari Dresden pada kurun 1839-1845. Sebelumnya, dia 10 tahun di Den Haag.
Ada cerita menarik mengapa Raden Saleh sampai harus berpetualang di Jerman, termasuk tinggal di Duesseldorf dan Berlin sebelum terdampar di Dresden. Rupanya, Raden Saleh diusir dari Belanda karena skandal asmara.
Menurut Werner Kraus dalam karyanya "Raden Saleh, Interpretation of the Arrest of Diponegoro," Raden Saleh hidup dengan gaya kosmopolitan di Den Haag. Dia gemar nongkrong di Franse Koffihouse, tempat hang out seniman-seniman muda Eropa. Dia kerap menggunakan celana panjang putih, rompi Kasmir warna kuning, kaos Inggris warna putih serta jaket Rusia warna hijau.
Di balik gaya hidup gaul, Raden Saleh rupanya meninggalkan utang kepada tukang jahit. Dia juga terlibat skandal asmara dengan gadis-gadis Den Haag.
Saat itu, hubungan asmara antara pria Asia dengan wanita Belanda memang masih tabu. Skandal asmara itu pula yang membuat pemerintah Belanda mengusir Raden Saleh dengan segera.
Raden Saleh tidak mau pulang ke Jawa dan memilih berpetualang di Jerman. Dia tinggal di Duesseldorf, Berlin hingga Dresden.
Selama di Dresden, dia tinggal di rumah bangsawan Serre. Di sinilah dia bergaul dengan seniman-seniman besar Eropa seperti pelukis Caspar David Friedrich, komposer Clara dan Robert Schumann, serta pematung Denmark Thorvaldsen.
Menurut Werner Kraus hikmah dari tinggalnya dia Dresden adalah puncak kesenimanan Raden Saleh. Tinggal bersama jaringan borjuis dan seniman besar Eropa menjadi kampus terbaik bagi perjalanan hidup Raden Saleh.