Soal becak, Anies jangan hanya pikirkan kontrak politik
Soal becak, Anies jangan hanya pikirkan kontrak politik. Sebaiknya Anies memikirkan bagaimana mengatasi kemacetan dan banjir dibanding mengeluarkan kebijakan yang hanya membela sekelompok orang akibat kontrak politiknya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana 'menghidupkan' kembali becak di perkampungan ibu kota. Rencana itu diakui Anies merupakan bagian dari kontrak politik saat kampanye dulu yang kini harus dipenuhi.
Politisi NasDem Ahmad Sahroni menilai Anies seharusnya tak sekedar terikat kontrak politik saja. Namun, perlu juga melakukan kajian panjang sebelum berpikir melegalkan becak di ibu kota.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Apa pandangan Partai NasDem tentang Anies Baswedan terkait Pilkada? “Pak Anies itu ibarat orang main kartu ya kartunya enggak pernah mati,” kata Sekjen Partai NasDem, Hermawi Taslim kepada wartawan di DPP Partai NasDem, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Apa yang dititipkan Anies Baswedan kepada majelis hakim MK? Kita titipkan ke majelis hakim kepercayaan untuk menentukan arahnya ke depan. Kami yakin semoga majelis diberikan keberanian, kekuatan untuk memutus yang terbaik untuk Indonesia kedepan
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Siapa yang diajak Anies Baswedan untuk mendirikan partai politik? Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,
Sahroni berpendapat, sebaiknya Anies memikirkan bagaimana mengatasi kemacetan dan banjir dibanding mengeluarkan kebijakan yang hanya membela sekelompok orang akibat kontrak politiknya.
"Jangan hanya karena adanya kontrak politik karena kebijakan harusnya bisa diberlakukan secara umum, bukan hanya di sekitar Jakarta Utara, tetapi wilayah lain pun akan bisa melakukan hal serupa," tuturnya, Senin (22/1).
Ia mengutarakan, becak dinilai bisa memperparah kemacetan ibu kota. Terlebih jika banyak becak yang mangkal.
Perdebatan lain yang mungkin muncul adalah batasan jenis jalan perkampungan yang menurut Anies sebagai wilayah trayek diizinkan untuk becak. Bila memang tidak diperbolehkan di jalanan raya, menurut Sahroni perlu dipertegas seperti apa kriteria jalan diperbolehkan dilewati becak seperti apa.
Selain itu, dia khawatir munculnya becak dapat menimbulkan persoalan baru. Dia mencontohkan perselisihan antara ojek pangkalan dan online beberapa waktu silam.
"Jangan sampai nanti malah berselisihnya dengan tukang becak," tuturnya.
Baca juga:
Mengkritik Anies soal wacana 'hidupkan' kembali becak di ibu kota
Polisi sebut becak rentan kecelakaan, ada potensi lawan arus
Dikritik Sutiyoso, Anies sebut becak tak bebas melintas di Jakarta
Sandiaga akui 'menghidupkan' kembali becak bagian dari kontrak politik
Wacana Anies 'hidupkan' becak dinilai kemunduran & pemenuhan janji politik