Solar Langka di Sumbar, Berpotensi Terjadi hingga Akhir Tahun
Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kembali langka di Sumatera Barat (Sumbar). Kelangkaan berpotensi terjadi hingga akhir tahun 2022 jika tidak ada penambahan kuota untuk daerah ini.
Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kembali langka di Sumatera Barat (Sumbar). Kelangkaan berpotensi terjadi hingga akhir tahun 2022 jika tidak ada penambahan kuota untuk daerah ini.
Sales Area Manager Pertamina Sumatera Barat I Made Wira Pramarta mengatakan, penyebab utama dari kelangkaan solar adalah dipotongnya kuota dari BPH Migas. "Hal ini yang menyebabkan ada antrean panjang pada setiap SPBU di Sumbar dalam beberapa hari belakangan," kata Wira di Padang, Rabu (23/2).
-
Siapakah Ki Ageng Suryomentaram? Walaupun terlahir dari keluarga ningrat, Ki Ageng Suryomentaram (1892-1962) memilih jalan hidupnya dengan menjadi rakyat jelata.
-
Bagaimana bentuk Rangkiang? Dari segi arsitektur, secara kasat mata terlihat jelas pada bagian atapnya menyerupai rumah gadang. Atap Rangkiang berbentuk gonjong dan terbuat dari bahan ijuk. Untuk dindingnya, Rangkiang terbuat dari anyaman bambu tanpa diberi jendela maupun pintu.
-
Kapan Marsekal Suryadarma meninggal? Saking Lurusnya, Rumah Yang Ditempatinya Belum Lunas Saat Suryadarma Meninggal Tahun 1975.
-
Di mana Ki Ageng Suryomentaram tinggal? Salah satu lokasi yang diyakini menjadi tempat tinggal Ki Ageng Suryomentaram adalah Desa Kroyo, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
-
Di mana makam Sunan Nyamplung berada? Berlayar ke Pulau Genteng, di sana juga terdapat makam-makam leluhur. Salah satunya makam Mbah Endang Setiawati. Makamnya berbentuk punden yang berada di sebuah gumuk yang jaraknya hanya 150 meter dari garis pantai barat Pulau Genteng.
Dia menjelaskan, saat ini kuota solar tidak ditentukan Pertamina, melainkan BPH Migas. "Dalam hal ini, kami hanya menyalurkan, dan tidak memiliki kewenangan dalam penambahan kuota," jelasnya.
Wira menerangkan, kebutuhan solar di Indonesia saat ini mencapai 15,1 juta kiloliter setiap tahunnya. Sedangkan untuk wilayah Sumatera Barat mencapai 411 ribu kiloliter setiap tahunnya.
"Secara global, kuota untuk BBM jenis solar ini terpotong tiga persen, dibandingkan kondisi sebelumnya," katanya.
Pemprov Sumbar Disarankan Minta Tambahan Kuota
Untuk mengantisipasi kelangkaan, pihaknya menyarankan agar Pemprov Sumatera Barat untuk mengusulkan penambahan kuota, berdasarkan kebutuhan wilayah ke BPH Migas.
"(Disarankan) pemerintah daerah meminta penambahan kuota (solar) ke BPH Migas," sarannya.
Apabila hal itu tak dilakukan, pihaknya meragukan akan ketersediaan solar hingga akhir tahun 2022. "Kita (prediksi), kalau hal itu (permintaan penambahan) tidak dilakukan, maka (bisa) saja ketersediaan solar tidak cukup hingga akhir tahun ini (2022)," sebutnya.
Sementara Kasubdit 5 Ditreskrimsus Polda Sumbar Kompol Firdaus mengatakan, pihaknya masih melakukan tindakan preventif terhadap pengendara dan masyarakat.
"Sepanjang 2021, ada enam kasus yang kita ungkap terkait indikasi tindakan menyalahi aturan terkait BBM ini. Untuk tahun 2022, tepatnya Februari 2022 ini, ada dua kasus yang kita ungkap, semuanya kasus modifikasi tangki mobil yang tak sesuai standar dari kendaraan tersebut," jelasnya.
(mdk/yan)