Mengenal Rangkiang, Lumbung Padi Milik Masyarakat Minangkabau Mirip Rumah Gadang
Di sektor pertanian, masyarakat asli Padang memiliki bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil panen.
Di sektor pertanian, masyarakat asli Padang memiliki bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil panen.
Mengenal Rangkiang, Lumbung Padi Milik Masyarakat Minangkabau Mirip Rumah Gadang
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Hampir seluruh wilayah yang meliputi area pertanian hijau dapat dikelola langsung oleh masyarakat.
Berbicara soal sektor pertanian, setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing baik itu dari cara menanam hingga mengolah atau menyimpan hasil panen yang diperoleh. Hasil panen tanaman padi juga biasa disimpan di sebuah bangunan kecil yang dikenal dengan lumbung padi.
(Foto: Wikipedia)
-
Dimana Pupuik Batang Padi berkembang? Pupuik Batang Padi cukup berkembang di daerah agraris atau pertanian.
-
Apa keunikan dari Pupuik Batang Padi? Bentuknya Mirip Corong, Intip Keunikan Alat Musik Pupuik Batang Padi Khas Minang Alat musik yang satu ini masuk dalam kategori alat musik tiup.
-
Bagaimana cara warga Kampung Manggal menjaga ladang jagung? Saat jagung sudah ada yang berbuah, warga harus menjaganya setiap hari. Lengah sedikit, kawanan monyet akan menyerbu ladang mereka dan mengambil jagung-jagung yang sudah berbuah sampai habis.
-
Apa yang dibudidayakan di Lumbung Mataraman Kedungpoh? Direktur Organisasi Lumbung Mataraman Kedungpoh, Didik Purnomo mengatakan, selain melon, lahan pertanian Lumbung Mataraman juga ditanami berbagai jenis tanaman holtikultura seperti cabai, bawang, anggur, markisa, pepaya, dan timun.
-
Di mana Rumah Rakit di Palembang berada? Rumah adat dari Provinsi Sumsel ini berdiri di atas air tepatnya di pinggiran Sungai Musi, Sungai Ogan, dan Sungai Komering.
-
Siapa yang biasanya menggunakan Pupuik Batang Padi? Berawal dari sebuah budaya masyarakat setempat yang berprofesi sebagai petani, Pupuik Batang Padi semakin berkembang seiring berjalannya waktu menjadi salah satu media hiburan.
Di Sumatera Barat, kelompok etnis Minang yang juga tidak lepas dari aktivitas pertanian juga memiliki lumbung padi sendiri bernama Rangkiang. Sebuah rumah kecil dengan atap menyerupai rumah gadang ini menjadi tempat untuk menyimpan hasil panen padi masyarakat setempat.
Lebih dari sekedar tempat menyimpan hasil bumi, Rangkiang juga sarat akan makna dan simbol filosofis bagi masyarakat Minang.
Etimologi Rangkiang
Dilansir dari berbagai sumber, kata "Rangkiang" diambil dari kata "Ruang Hyang" yang artinya ruang Dewi Sri atau Dewi Pertanian. Lumbung padi ini bagi masyarakat Minang sebagai simbol kesejahteraan ekonomi dan jiwa sosial yang melekat pada diri mereka.
Rangkiang ini dipersiapkan untuk segala kemungkinan yang tidak manusia duga, seperti bencana alam atau gagal panen yang mengakibatkan kelaparan hebat. Rangkiang menjadi penyelamat karena sebagai tempat penyimpanan padi.
Mirip Rumah Gadang
Dari segi arsitektur, secara kasat mata terlihat jelas pada bagian atapnya menyerupai rumah gadang. Atap Rangkiang berbentuk gonjong dan terbuat dari bahan ijuk.
Untuk dindingnya, Rangkiang terbuat dari anyaman bambu tanpa diberi jendela maupun pintu. Pada salah satu dindingnya terdapat akses kecil berbentuk persegi untuk memasukkan hasil panen. Karena berbentuk rumah panggung, maka terdapat tangga dari bambu untuk aksesnya. (Foto: dinaspangan.sumbarprov.go.id)
Jenis Rangkiang rupanya ada berbagai macam, di antaranya, Rangkiang si Tinjau Lauik (si tinjau laut) yang merupakan tempat menyimpan padi yang akan digunakan untuk membeli barang atau keperluan rumah tangga. Kedua, Rangkiang si Bayau-Bayau, untuk tempat menyimpan padi yang akan dikonsumsi sehari-hari.
Ketiga, Rangkiang si Tanggung Lapa (si tanggung lapar), tempat menyimpan padi cadangan yang akan digunakan pada musim paceklik. Terakhir, Rangkiang Kaciak (rangkiang kecil), tempat menyimpan padi abuan yang akan digunakan untuk benih dan biaya mengerjakan sawah pada musim berikutnya.