Mengenal Songket Silungkang, Kain Tradisional yang Jadi Simbol Identitas Masyarakat Minangkabau
Kerajinan kain tradisional yang satu ini tak hanya sarat dengan makna, melainkan juga menjadi identitas dari masyarakat Sumatera Barat.
Kerajinan kain tradisional yang satu ini tak hanya sarat dengan makna, melainkan juga menjadi identitas dari masyarakat Sumatera Barat.
Mengenal Songket Silungkang, Kain Tradisional yang Jadi Simbol Identitas Masyarakat Minangkabau
Pulau Sumatera memiliki beragam kesenian tradisional yang tentunya tak kalah indah dengan daerah-daerah lainnya. Bukan hanya di bidang tarian dan musik, hasil kerajinan pun juga tidak kalah menarik untuk diulas lebih mendalam.
Salah satu kerajinan tradisional kebanggaan masyarakat Minangkabau dan Sumatera Barat yaitu kain Songket Silungkang.
Mungkin kebanyakan orang sudah tak asing dengan istilah 'Songket', akan tetapi ada ragam jenis model yang menggunakan teknik tersebut.
-
Apa itu kain songket Minangkabau? Bagi masyarakat Minangkabau, kain songket merupakan sebuah unsur penting selain digunakan untuk busana. Ada nilai sejarah yang cukup tinggi di setiap helai benangnya, mereka sudah mengenal kain tersebut sejak lama, sekira abad 16 sampai 17.
-
Dimana kain songket Minangkabau berasal? Asal-usul lahirnya kain songket Minangkabau tidak lepas dari budaya yang terbentuk sejak Kerajaan Sriwijaya.
-
Bagaimana cara membuat kain songket Minangkabau? Ada beberapa versi sejarah tentang teknik menenun kain ini. Pertama, tekniknya berasal dari Chaiya, Thailand, yang kemudian berkembang hingga Kelantan dan Terengganu. Sementara lainnya, teknik ini pertama kali diterapkan dan dikenalkan oleh pedagang Minang, Palembang, dan India yang sedang berlayar dari Palembang sejak zaman Sriwijaya.
-
Kapan kain songket Minangkabau mulai dikenal? Bagi masyarakat Minangkabau, kain songket merupakan sebuah unsur penting selain digunakan untuk busana. Ada nilai sejarah yang cukup tinggi di setiap helai benangnya, mereka sudah mengenal kain tersebut sejak lama, sekira abad 16 sampai 17.
-
Apa itu Songket Palembang? Salah satu kekayaan budaya tradisional di Sumatra Selatan yaitu Songket Palembang.
-
Bagaimana Songket Palembang dibuat? Kata “di-teket“, dalam bahasa Palembang artinya Sulam. Kata tersebut mengacu pada proses penenunan yang memasukkan benang dan peralatan pendukung lainnya ke dalam longsen.
Kain Songket Silungkan juga kerap digunakan oleh masyarakat Minangkabau dalam bentuk kain, sarung, sampai selendang pada saat acara-acara adat dan juga pernikahan.
Kilas Balik Songket Silungkang
Terkait sejarah dan asal-usul dari kain Songket Silungkang ini masih belum diketahui secara pasti.
Namun, ada beberapa spekulasi bahwa teknik pembuatan kain ini dibawa oleh orang-orang Tiongkok yang kemudian tersebar di wilayah Silungkang.
Ada pula yang mengaitkan dengan teknik Silungkang sudah diwariskan dari nenek moyang mereka. Pada abad ke-6 nenek moyang mereka sudah membawa kepandaian dalam menenun dari nagari Priangan.
Nagari Priangan sendiri adalah sebuah tempat para pedagang India bermukim untuk menunggu hasil produksi emas yang datang dari daerah Saruaso.
Melambangkan Status Sosial
Bukan hanya sebagai kerajinan tradisional saja, kain Songket Silungkang juga berkaitan dengan simbol dari status sosial seseorang. Teknik menenun bagi orang Minangkabau khususnya perempuan tentunya sangat dipertaruhkan reputasinya.
Kenapa demikian? jika aktivitas menenun merupakan pekerjaan perempuan, apabila tidak bisa menenun, maka pantaslah dirinya untuk malu. Selain itu, semakin banyak jumlah kepemilikan songket, tentu saja status sosialnya semakin tinggi.
Ragam Motif
Melansir dari beberapa sumber, ada beberapa jenis motif yang tersemat di Songket Silungkang ini. Pertama ada, motif itik pulang patang yang menggambarkan yang berjalan berurutan untuk pulang pada petang hari.
Itik juga melambangkan kerja keras dalam memperoleh rezeki sejak pagi dan mensyukurinya di petang hari. Sikap seperti ini sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Minangkabau.
Kedua, ada motif pucuak rabuang. Motif ini bergambar pucuk rebung. Biasanya motif ini ada di bagian bawah sarung dan pada ujung selendang. Motif ini melambangkan bahwa kehidupan merupakan sesuatu hal yang bermanfaat dan tidak untuk disia-siakan.
Penggambaran ini disimbolkan dalam kehidupan tumbuhan bambu yang dimulai dari rebung.