Mengulik Keni Gayo, Kerajinan Tradisional Gerabah Khas Suku Gayo yang Multifungsi
Dalam budaya Gayo Aceh terdapat salah satu kerajinan yang dari masa ke masa begitu berguna bagi kehidupan masyarakat setempat.
Dalam budaya Gayo Aceh terdapat salah satu kerajinan yang dari masa ke masa begitu berguna bagi kehidupan masyarakat setempat.
Mengulik Keni Gayo, Kerajinan Tradisional Gerabah Khas Suku Gayo yang Multifungsi
Setiap suku di Indonesia tentunya memiliki karya budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu. Tak sedikit karya mereka begitu berpengaruh bagi kelangsungan hidupnya.
Dalam masyarakat Suku Gayo Aceh, salah satu karya budaya tradisional yang sudah ada sejak zaman pra-sejarah yaitu Keni Gayo. Benda ini merupakan hasil kerajinan tangan yang multifungsi dari perempuan Gayo. Tak hanya sebagai wadah air minum, Keni Gayo juga sebagai salah satu perlengkapan saat upacara pernikahan.
-
Apa saja ciri khas gerabah Banten? Di Banten sendiri, motif berbentuk tumpeng, gerigi dan ceplok jadi ciri khas dan digemari para konsumen sejak era Kesultanan Banten.
-
Bagaimana gerabah Banten dibuat? Proses pembuatannya diawali dengan mengumpulkan tanah liat, lalu diberi air secukupnya agar mudah dibentuk. Dalam pembentukan menjadi proses yang cukup rumit karena komposisi air dan gerakan jari harus pas ketika memutar adonan. Jika terlalu encer, maka adonan akan sulit dibentuk begitupun saat kurang air. Keluwesan dalam membuatnya benar-benar mengandalkan kesabaran. Setelah presisi, gerabah lantas dibakar menggunakan api dengan suhu terukur agar hasilnya maksimal.
-
Apa saja kerajinan tangan khas Solo? Banyak Pilihan Ada banyak kerajinan tangan khas Solo, di antaranya ukiran miniatur patung, candi, keris, dan masih banyak lagi.
-
Apa keunikan gergaji kuno? Meskipun terbuat dari besi yang lebih tebal dibandingkan gergaji masa kini, bentuk umumnya sangat mirip dengan alat serupa yang digunakan oleh masyarakat sekarang.
-
Apa itu batik gedog Tuban? Kabupaten Tuban, Jawa Timur, memiliki batik khas bernama Batik Gedog. Mengutip Instagram @wong_toeban, batik yang dibuat dengan cara tradisional tersebut mampu bersaing dengan batik-batik modern saat ini.
-
Apa yang membuat kerajinan perak Koto Gadang istimewa? Dilansir dari laman indonesiakaya.com, kerajinan perak di desa ini memiliki keunikan yang terletak pada bentuknya yang halus dan warna yang tidak terlalu berkilau.
Saat ini Keni Gayo telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Direktorat Warisan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2018.
Penasaran dengan kerajinan khas Gayo yang satu ini? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut.
Dibagi Empat Macam
Dalam masyarakat Gayo ada empat macam bentuk Keni Gayo yang disesuaikan dengan jenis kelamin yang memakainya.
Contohnya seperti Keni Rawan yang berkaki tinggi dan lebar ke bawah yang biasa digunakan oleh kaum laki-laki. Kemudian, ada model Keni Banan yang berbentuk bulat tanpa kaki yang digunakan oleh kaum perempuan.
Model Keni Ganyong yang mirip seperti buah labu berukuran kecil biasa digunakan oleh anak-anak. Secara umum, fungsi Keni Gayo sendiri adalah sebagai wadah air minum.
Kerajinan Kuno
Mengutip dari berbagai sumber, keberadaan kerajinan Keni Gayo sudah ada sejak 8000 tahun yang lalu dan berada di tepian laut Danau Lut Tawar.
Adapun perbedaan motif yang terukir di setiap sisi Keni yang cenderung banyak motif Kerawang Gayo. Bedanya dengan Keni sekarang, motif Kerawang Gayo cenderung lebih sedikit.
Dalam proses pembuatannya, masyarakat Gayo hanya menggunakan dua bahan utama yaitu Dah atau tanah liat dan Kresik (sejenis pasir halus berwarna hitam). Untuk penggunaan Kresik sendiri adalah untuk menghasilkan warna hitam di bagian sisi Keni.
Alat dan Cara Membuat
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, dalam pembuatannya, masyarakat Gayo menggunakan beberapa peralatan seperti Pelandas, Batu Penggilas, Wat atau papan gebuk, Atu Lenesan atau Batu Bulat, Sendok Makan, Batu Pipih, Munuk atau Pisau, Bulu Landak, dan Mata uang logam, pecahan piring serta lidi.
Proses pembuatan Keni ini tentunya membutuhkan keahlian yang cukup teliti terutama dalam melukis ornamen Kerawang Gayo di setiap sisi Keni. Lalu, Keni dikeringkan selama 5 hari lalu dibakar agar bisa digunakan sebagai penampung air.
Untuk mendapatkan kualitas Keni yang baik, kuncinya pada proses pembakaran yang dilakukan dari pagi hingga sore hari menggunakan sekam atau ampas padi.
Identitas Masyarakat Gayo
Karya tradisional ala perempuan Gayo ini ternyata tak hanya sekedar wadah minum saja. Melainkan saat ini sudah mengandung nilai-nilai seni dan budaya sekaligus warisan budaya orang Gayo.
Keni pun kini sudah digunakan untuk upacara perkawinan di Gayo, hal ini berguna untuk mempertahankan eksistensi dan melestarikan karya asli Gayo agar tidak punah termakan zaman.
Keni menjadi bagian dari identitas masyarakat Gayo khususnya kaum perempuan karena sudah menjadi bagian dari identitas mereka. Selain itu, Keni Gayo sebagai bukti kreativitas mereka yang bisa memberikan kesejahteraan.