Begini Arti Balong bagi Orang Sunda, Tak Sekedar untuk Memelihara Ikan di Halaman Rumah
Balong nyatanya memiliki filosofi khusus bagi orang Sunda dan tak sekedar sebagai lokasi pemeliharaan ikan air tawar.
Balong nyatanya memiliki filosofi khusus bagi orang Sunda dan tak sekedar sebagai lokasi pemeliharaan ikan air tawar.
Begini Arti Balong bagi Orang Sunda, Tak Sekedar untuk Memelihara Ikan di Halaman Rumah
Sejumlah masyarakat Sunda masih mempertahankan tradisi membuat balong di sekitar halaman rumah. Biasanya, balong dibuat di bagian depan atau belakang tempat tinggal dengan luas 300 meter persegi hingga 1 hektare.
Dalam bahasa Indonesia, balong merupakan kolam ikan buatan yang didesain non permanen ataupun berkelanjutan.
Artinya, kolam untuk memelihara ikan yang dibuat dengan cara menggali tanah kosong yang kemudian diisi air secara alami melalui hujan atau aliran dari saluran irigasi.
-
Apa itu kolam ikan? Apa yang dimaksud dengan kolam ikan? Kolam ikan adalah tempat yang dibuat dengan cakupan terbatas berisi air untuk budidaya ikan.
-
Dimana kolam ikan ada di dapur? Bayangkan memasak atau makan sambil menikmati pemandangan ikan-ikan yang berenang di dalam kolam dan aquarium.
-
Kenapa Komunitas Cikapundung menganggap sungai seperti halaman rumah? 'Ini lebih ke kesadaran masyarakat. Mereka mengenal sungai itu sebagai tempat halaman rumah. Sungai itu sebagai tempat bermain. Sungai itu sebagai tempat peradaban,' jelas Yadi.
-
Dimana kolam ikan koi di rumah bisa dibangun? Apakah mungkin membangun kolam ikan koi di lahan terbatas? Ya, sangat mungkin. Dengan desain yang tepat, Anda bisa membangun kolam ikan koi bahkan di lahan yang terbatas. Pilih desain yang simpel namun kokoh untuk memastikan kolam tetap fungsional dan estetis.
-
Dimana ikan laut dalam tinggal? Dilansir dari sumber AZ Animals pada kedalaman laut yang dalam dan gelap, keberadaan ikan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya menjadi misteri tersendiri.
-
Rumah Apung Tambaklorok untuk apa? Rumah ini menjadi contoh konstruksi rumah di wilayah pasang surut yang anti banjir dan gempa karena bisa mengapung mengikuti tinggi permukaan air.
Tak jarang juga balong dibuat dengan tembok cor beton, sehingga bisa tahan lebih lama untuk dikelola oleh sang pemilik. Balong juga kerap dibuat di samping kebun pertanian, ataupun aliran sungai dengan kedalaman setengah sampai satu meter.
Namun yang menarik, balong nyatanya memiliki filosofi khusus bagi orang Sunda dan tak sekedar sebagai lokasi pemeliharaan ikan air tawar. Lantas bagaimana arti balong bagi orang Sunda? Berikut informasinya.
Balong sebagai Hiasan Rumah
Keberadaan balong rupanya bisa menjadi hiasan rumah.
(Foto: Pembudi daya ikan dewa tengah memberi pakan ke kolam ikan air tawar di Sumedang, Jawa Barat/Liputan6)
Balong yang dibuat di halaman depan atau halaman belakang tempat tinggal akan menciptakan suasana teduh, karena biasanya di sekeliling kolam akan ditumbuhi sejumlah pohon.
Balong juga biasanya diisi dengan ikan mas yang berukuran besar serta berwarna-warni. Kolam pun akan sangat indah saat dilihat, dengan ikan-ikan yang berenang di sana.
Mengutip situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, tak jarang terdapat ikan-ikan yang tidak dipelihara ikut menjadi penghuni balong seperti nilem, lele, bogo, beunteur, beureum panon/brek atau mata merah (Puntius orphoides), sepat, tampele, dan impun.
Sebagai Ketahanan Pangan dan Ekonomi
Karena tak jarang banyak ikan yang turut menumpang di balong, maka sang pemilik bisa memanfaatkannya sebagai ketahanan pangan.
Balong secara alami menghadirkan ikan yang terbawa dari sungai dan berpidah serta bereproduksi di balong.
Foto: Balong yang terlihat indah dan syahdu di perkampungan Jawa Barat/Kemdibud.
Artinya, ikan tidak jarang akan bertambah dari jumlah sebelumnya dan bisa menjadi salah satu alternatif bahan makanan yang bisa didapatkan dengan mudah.
Selain itu, orang Sunda juga menjadikan balong sebagai ketahanan ekonomi karena ikan bisa dibudidayakan untuk dijual.
Mempererat Tali Silaturahmi dan Berbagi
Kreativitas orang Sunda juga bisa membuat balong menjadi media perekat silaturahmi.
(Foto: kegiatan ngabedahkeun balong/dayeuhluhur.desa.id)
Bagi balong yang bukan untuk ladang usaha, biasanya pemilik akan memanennya saat hari-hari besar.
Di momen ini, sang pemilik membolehkan siapapun untuk mengambil ikan di balongnya.
Bahkan, tak jarang pemilik menghibahkan ikan-ikannya dengan mengadakan lomba saat 17 Agustus dan diberi nama gubyag, guyang atau ngabedahkeun.
Di momen yang sama, ikan akan dipanen untuk mengundang sanak saudara maupun para tetangga untuk berkunjung.
Balong Sunda sebagai Tradisi
Mengutip situs dayeuhluhur.desa.id, balong sebagai tradisi orang Sunda masih dipraktikkan salah satunya oleh warga di Desa Dayeuhluhur, Kecamatan Jatinagara, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Warga di sana, masih mempertahankan tradisi ngubek, guying atau ngabedahkeun balong. Acara tersebut biasanya diadakan saat hari raya Idulfitri, sebagai simbol meraih kemenangan.
Selain itu, lomba ini juga diadakan saat peringatan kemerdekaan RI setiap 17 Agustus sebagai upaya merenungi upaya pejuang dalam merebut negara Indonesia dari penjajah.