Sonya Depari harusnya malu lihat anak jenderal jujur ini
Anak jenderal yang beneran malah kerja di bengkel. Tak pernah sekali pun bawa nama besar ayahnya.
Seorang siswi di Medan marah dirazia polisi saat konvoi merayakan kelulusan Ujian Nasional. Dengan angkuh dia menunjuk-nunjuk Polwan di depannya.
Dia berani mengancam akan mencatat nama si Polwan untuk dilaporkan. Cewek yang kemudian diketahui bernama Sonya Depari ini mengaku anak Irjen Arman Depari.
Irjen Arman Depari membantah Sonya adalah anaknya. Arman menegaskan dia hanya punya anak lelaki dan semuanya ada di Jakarta.
Tindakan Sonya ini dikecam banyak pihak. Seorang siswi berani membentak aparat. Mengaku-ngaku anak jenderal untuk lolos dari razia.
Ada kisah menarik bagaimana anak seorang jenderal polisi bersikap. Harusnya putra Jenderal Hoegeng, Aditya S Hoegeng, bisa jadi teladan. Walau anak jenderal bintang empat yang menjabat kepala polisi, Aditya tak pernah bertingkah membawa-bawa nama Hoegeng.
Hoegeng memang tak pernah mengistimewakan anak-anaknya. Jangankan mobil, motor saja mereka tak punya. Kontras benar dengan anak-anak pejabat yang lain.
"Kami juga ingin punya kendaraan bermotor atau mobil. Namun pikiran seperti itu bisa kami atasi dengan cara hidup kami yang sederhana," kata Aditya dalam sambutannya untuk buku Hoegeng, Oase menyejukkan di tengah perilaku koruptif para pemimpin bangsa terbitan Bentang (hal 263).
Semasa kuliah, Aditya bekerja di sebuah bengkel dan toko suku cadang milik Henky Irawan, pembalap terkemuka saat itu. Aditya tak malu, yang penting halal. Uang itu digunakan untuk menambah biaya kuliahnya.
"Bapak tak melarang saya bekerja di mana pun. Beliau hanya berpesan, dimana pun dan apa pun posisimu, bekerjalah dengan benar," beber Aditya menirukan Hoegeng.
Hoegeng pun melarang Aditya masuk polisi, atau memberikan katebelece agar anaknya bisa diterima di Akademi Angkatan Udara. Bagi Hoegeng itu haram. Aditya sempat marah pada ayahnya. Tapi dia kemudian paham maksud bapaknya yang mengajari soal integritas.
"Kami bertiga bangga jadi anak Hoegeng Imam Santosa," kata Aditya.
Baca juga:
Pejabat BNN minta polisi tindak siswi di Medan pencatut namanya
Konvoi usai UN, sekolah di Temanggung denda siswa Rp 200.000
Siswi ngaku anak jenderal bentak Polwan segera dipanggil polisi
Fakta-fakta siswi ancam Polwan & ngaku anak Jenderal
Di instagram, Siswi Medan bentak Polwan panggil Arman Depari 'Paman'
Deretan ABG ngaku 'anak jenderal' agar tak ditilang polisi
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Dimana pemuda itu bertemu polisi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @bgd.info memperlihatkan seorang Polisi sedang menolong pemuda yang berjalan kaki di jalan tol Cipularang KM 127.
-
Apa yang dilakukan polisi kepada pemuda itu? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya
-
Apa yang membuat polisi curiga dengan tali yang dipakai mengikat satu keluarga? "DNA yang ada di tali ya, yang ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara). Satu melekat pada korban dan satu masih satunya terlepas dari korban. Itu yang kami lakukan pemeriksa intinya itu," ucapnya, Senin (18/3).
-
Mengapa polisi mengancam akan menjerat keluarga para pelaku? Polisi mengancam keluarga dapat dijerat Pasal 221 KUHP karena dianggap menyembunyikan atau penghalang pelaku kejahatan.
-
Bagaimana polisi membantu pemuda tersebut? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya