Status tersangka gugur, 3 hari kemudian Novanto keluar rumah sakit
Status tersangka gugur, 3 hari kemudian Novanto keluar rumah sakit. Saat praperadilan dimulai, Novanto sedang sakit dan dirawat di RS Premier Jatinegara. Novanto mengaku sakit sejak bakal diperiksa sebagai tersangka di KPK. Novanto mengaku vertigo dan sakit jantung. Keluarga mengaku Novanto dioperasi.
Ketua DPR Setya Novanto menang atas gugatan status tersangka dugaan korupsi e-KTP. Hakim tunggal Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Cepi Iskandar memutuskan penetapan tersangka kasus korupsi e-KTP terhadap Setya Novanto tidak sah. Putusan ini diambil setelah hakim mengabulkan tiga dari tujuh poin gugatan yang dilayangkan pada Jumat (3/10),
Saat praperadilan dimulai, Novanto sedang sakit dan dirawat di RS Premier Jatinegara. Novanto mengaku sakit sejak bakal diperiksa sebagai tersangka di KPK. Novanto mengaku vertigo dan sakit jantung. Keluarga mengaku Novanto dioperasi hingga pemasangan ring.
Novanto rupanya masih belum pulih usai menjalani operasi katerisasi jantung. Novanto masih mengeluh muntah, pusing dan kembung.
"Saya sempat lihat beberapa kali adik saya itu muntah-muntah," kata Kakak Novanto, Setyo Lelono.
Setyo menuturkan, setelah dilakukan analisa dan hasil CT scan, Novanto bakal menjalani operasi tahap dua karena adanya gangguan penyempitan di saluran pernapasan.
"Karena proses sirkulasi oksigen ke otak berkurang bahkan bisa menutup aliran udara sewaktu-waktu sehingga dapat memicu melambatnya kerja jantung yang bisa mempengaruhi semua fungsi organ tubuh lainnya. Kalau itu terjadi bisa sudden death," tambahnya.
Sudden death itu, kata Setyo adalah kematian mendadak yang cukup menakutkan pihak keluarga. Dikatakannya, kejadian sudden death itu harus dihindari dan jangan sampai terjadi, karena memang tidak bisa diprediksi kapan terjadi.
Menurutnya, saat ini sudah dilakukan tindakan penyetopan obat pengencer darah. Dalam penyetopan obat ini sangat berisiko tinggi karena gangguan yang lain belum ditangani tetapi harus dilakukan. Sekali lagi dikhawatirkan adanya penyumbatan ulang yang dapat mengakibatkan sudden death.
Beberapa hal lainnya juga harus dijaga secara intensif baik itu kondisi jantung, ginjal, tensi, aliran darah dan sebagainya. Bahkan, pagi tadi penyakit vertigo Novanto kambuh. Istri Novanto, Deisti Astriani Tagor Novanto menceritakan kira-kira pukul 05.00 WIB, ada laporan dari dokter bahwa bapak vertigo suaminya kambuh sampai pusing dan muter.
"Sampai ditangani dokter jaga di ICCU enggak lama dari itu langsung muntah dan menggigil," kata Deisti.
Deisti menambahkan, saat ini Novanto masih terbaring menggunakan infus. Bahkan saat tidur juga menggunakan alat bantu pernapasan.
"Karenakan rongga napas dari hidung dan kerongkongan sangat kecil," ucapnya.
Jadi, kata dia, menurut dokter hal itu yang membuat Novanto pusing dan vertigo. Oksigen hanya sedikit yang mengalir ke otak.
"Masalah gangguan pernapasan ini sebenarnya sudah lama dialami suami saya dan sejak tahun 2015 yang lalu sebenarnya sudah disarankan oleh dokter jantung dari Singapura yaitu dr Lim Tau Tian dan konsultan radiologi dari Singapura juga dr Gi Ming Tye, mereka mengatakan bahwa gangguan ini harus ditangani agar tidak terjadi masalah di kemudian hari," ucapnya.
Akhirnya, lanjut dia, sesuai dengan rekomendasi dari dokter THT Di RS Premier, untuk segera dilakukan operasi pada hari Senin lalu. "Saya diberitahu tim dokter jantung RS. Premier bahwa mereka sudah melaporkan perkembangan kondisi suami saya dan diketahui oleh dokter KPK beserta tim pada saat kunjungan ke sini (RS Premier) beberapa kali," katanya.
Foto Novanto tengah terbaring di ruang perawatan RS Premier Jatinegara pun beredar luas. Foto itu menjadi bahan perbincangan netizen. Bahkan, sempat beredar editan foto Novanto yang dijadikan guyonan berbentuk meme.
Dari foto itu tampak sejumlah kejanggalan. Koordinator bidang politik, hukum dan keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai Yorrys melihat kejanggalan dalam foto tersebut. Salah satunya gambar monitor yang tidak pada umumnya. "Ya anda bisa lihat saja kan, berarti gini, monitornya tidak berfungsi kan," kata Yorrys.
Menurutnya, biasanya bila orang sakit dan dipasang oksigen serta alat lainnya, monitor akan merekam denyut jantung. Namun pada foto Setya Novanto justru memperlihatkan seolah alat itu tak berfungsi.
"Anda kalau dipasang alat, selang, atau oksigen, kemudian ada monitor, biasanya kalau sakit itu muncul (tanda denyut jantung), nah ini kan enggak ada," ujarnya.
Tak hanya itu, pada Senin (2/10) atau tiga hari setelah kemenangan Novanto di praperadilan, dia juga dikabarkan mengidap tumor kecil di bagian tenggorokan. Kabar itu datang dari Burhan Djabur Magenda yang mengaku kerabat Novanto. Karena itu, Novanto menggunakan masker.
"Bertahaplah, dari awalnya jantung dulu baru muncul tumor. Tumor di tenggorokan," ujar.
"Ya sedikit ya (tumor) embriolah," imbuhnya.
Guru Besar Ilmu Politik UI itu juga membenarkan kalau Novanto mengalami sinus. "Ya itu sedikit ya, sinus dan kepala tumor, makanya ditutup mukanya pakai masker," kata dia.
Dia mengaku mendapat kabar itu langsung dari Novanto. "Pak Novanto yang bilang, saya juga lihat, jadi make masker di tenggorokannya," jelasnya.
Namun, siang dikabarkan ada tumor, nyatanya malam harinya Novanto pulang tepat tiga hari setelah menang praperadilan. Padahal, saat dua pekan dari penuturan keluarga, Novanto menderita berbagai penyakit.
Hal itu dibenarkan Kepala Humas Rumah Sakit Premier Jatinegara. "Iya betul sudah pulang tadi malam sekitar pukul 20.00 Wib," ujar Sukendar saat dihubungi merdeka.com, Selasa (3/10).
"Sudah atas izin dokter Pak Novanto sudah boleh pulang," tambahnya.
Meski sudah diperbolehkan pulang, Sukendar mengatakan Novanto masih harus menjalani rawat jalan. "Tetapi saya kurang tahu rawat jalannya seperti apa karena kan dokter yang menanganinya," tuturnya.
Politikus Partai Golkar Roem Kono mengaku sempat menjenguk Novanto pada Senin sebelum pulang dari RS sekitar pukul 18.00 WIB. "Kemarin sore saya datang dan menengok Beliau masih sakit dan kelihatannya sudah tidak betah di RS, tetapi kan masih dalam pemeriksaan dokter," katanya.
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif sudah mendengar akan kepulangan Novanto dari Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta Timur. Ia berharap dengan kesehatan yang sudah membaik, Novanto bisa menghadiri panggilan KPK untuk pemeriksaan.
"Ya, kalau beliau sudah sehat itu lebih bagus ya. Jadi diharapkan ya apabila kalau misalnya dimintai keterangan oleh KPK itu bisa hadir," ujar Laode.
Terkait langkah yang diambil KPK menyikapi putusan sidang praperadilan Novanto, Laode mengatakan masih dikaji. "Belum ada hasilnya (banding atau terbitkan sprindik baru). Kami lagi berpikir menelaah karena kami belum dapat juga putusan yang ada," tuturnya.