Dokter Ingatkan Agar Tidak Mengonsumsi Obat Nyeri Selama Lebih dari 15 Hari
Kendati mengalami rasa nyeri dan sakit kepala yang tak kunjung hilang, dokter menyarankan untuk membatasi waktu konsumsi obat nyeri.
Kendati mengalami rasa nyeri dan sakit kepala yang tak kunjung hilang, dokter menyarankan untuk membatasi waktu konsumsi obat nyeri.
-
Bagaimana cara mengatasi sakit kepala berkepanjangan? Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi sakit kepala yang tak kunjung sembuh:
-
Mengapa sakit kepala tidak boleh dianggap remeh? Biasanya hampir semua jenis penyakit bisa berawal dari nyeri kepala, mulai dari influenza sampai kanker. Oleh karena itu, gangguan sakit kepala tidak boleh dianggap remeh.
-
Apa yang bisa terjadi jika sakit kepala tidak segera diatasi? Jika tidak segera diatasi, sakit kepala akibat cuaca panas dapat berkembang menjadi heat stroke, yaitu kondisi yang mengancam jiwa akibat suhu tubuh yang terlalu tinggi.
-
Kapan harus ke dokter karena sakit kepala? Jika sakit kepala Anda sering atau parah hingga memengaruhi aktivitas sehari-hari, atau jika pola dan intensitas sakit kepala Anda berubah secara drastis, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.
-
Kapan harus ke dokter untuk sakit kepala? Dalam hal ini, Anda perlu memperhatikan tanda dan gejala yang terjadi.
-
Bagaimana cara mengonsumsi obat sakit kepala? Walau aman bagi lambung, namun sebaiknya kamu tetap memperhatikan aturan pakai dan konsumsi untuk menghindari masalah lebih lanjut.
Dokter Ingatkan Agar Tidak Mengonsumsi Obat Nyeri Selama Lebih dari 15 Hari
Dokter spesialis neurologi, dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), mengingatkan pentingnya pembatasan penggunaan obat pereda nyeri, khususnya bagi pengidap migrain. Penggunaan obat nyeri kepala yang berlebihan dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai medication-overuse headache (MOH) atau sakit kepala akibat penggunaan obat yang berlebihan.
Dr. Henry menjelaskan bahwa penggunaan obat pereda nyeri kepala harus dibatasi tidak lebih dari 15 hari dalam satu bulan. Konsumsi berlebih justru bisa menjadi penyebab munculnya sejumlah masalah kesehatan.
“Penggunaan obat itu salah ada jumlah hari yang diminum dengan menggunakan obat tersebut, jadi membatasi penggunaan obat tersebut tidak boleh lebih dari 15 hari dalam 1 bulan,” kata Henry beberapa waktu lalu dilansir Antara.
Pembatasan ini terutama berlaku untuk obat-obatan sederhana seperti paracetamol atau ibuprofen. Sementara itu, untuk obat-obatan yang bersifat kompleks atau campuran, batas penggunaannya lebih pendek, yaitu hanya 10 hari dalam sebulan.
“Ketika dia sudah melebihi penggunaan 10 hari atau 15 hari dalam satu bulan, selama tiga bulan maka nyeri kepalanya akan berubah polanya atau dikatakan memburuk dari sisi kedokteran,” jelas Henry.
Obat pereda nyeri kepala memiliki sifat aborsif, yang berarti obat tersebut hanya digunakan ketika gejala nyeri muncul, berbeda dengan obat demam yang dikonsumsi secara rutin sesuai jadwal.
“Namun jangan sampai penggunaannya ini berlebihan. Biasanya saya pakai dalam waktu 1 minggu, ketika dalam 1 minggu batasi kurang dari 3 hari atau 2 hari,” kata Henry.
Penggunaan obat yang berlebihan tidak hanya menyebabkan MOH, tetapi juga dapat mengubah pola nyeri kepala menjadi lebih buruk dan lebih sering. Oleh karena itu, sangat penting bagi penderita migrain untuk mengikuti anjuran dokter dan tidak mengonsumsi obat nyeri secara berlebihan.
Dr. Henry juga menekankan pentingnya pencegahan serangan migrain melalui pola hidup sehat. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:
Olahraga Teratur: Melakukan olahraga secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi frekuensi serangan migrain.
Pola Makan Sehat: Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang dan terjadwal dapat membantu mencegah serangan migrain.
Istirahat Cukup: Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah migrain.
Manajemen Stres: Mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi, meditasi, atau yoga dapat membantu mengurangi risiko serangan migrain.
Selain itu, dr. Henry juga menyarankan untuk membatasi konsumsi kafein, menghindari alkohol, dan berhenti merokok.
"Minum obat sesuai anjuran dari dokter, dan ada keadaan-keadaan misalnya mungkin membatasi kafein, hindari alkohol, dan berhenti merokok itu bisa untuk mengurangi atau mencegah frekuensi migrain atau migrainnya menjadi lebih buruk," tambah Henry.