Sudah lelah difitnah 10 tahun, SBY minta Jokowi bantu perjuangkan martabatnya
SBY ingin kasus ini diusut tuntas karena tak ingin Indonesia menjadi sarang produksi dan distribusi fitnah serta hoaks. Dia tengah mencari jalan untuk melapor kepada pihak kepolisian. Dia berharap pihak kepolisian membantunya.
Media Asian Sentinel meminta maaf kepada Ketua Umum Partai demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atas artikel investigasi terkait pencucian uang atas kasus Bank Century sebesar USD 12 miliar atau setara Rp 177 triliun yang ditulis langsung pendiri Asian Sentinel John Berthelsen. Partai Demokrat menghargai permohonan maaf yang telah disampaikan media online berbasis di Hong Kong tersebut. Namun proses gugatan tetap berjalan.
SBY sudah membaca permohonan maaf Asian Sentinel tersebut. Bahkan, SBY mengaku sudah memaafkan penulis artikel tersebut.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana hubungan Budi Djiwandono dengan Prabowo Subianto? Budi adalah anak dari Joseph Sudrajad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo. Sang ibu merupakan kakak dari Prabowo Subianto.
-
Bagaimana Prabowo Subianto mendapatkan dukungan dari Presiden Jokowi? Saat ini, Prabowo menjabat Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.
"Meskipun kerusakan (damage) thd nama baik SBY & Demokrat sudah terjadi, sbg org beriman & umat hamba Allah, saya berikan maaf," ujar SBY melalui akun twitternya @SBYudhoyono dikutip merdeka.com, Kamis (20/9).
Namun SBY menegaskan proses pengusutan atas artikel yang dianggap fitnah itu tetap berlanjut. Menurutnya, banyak misteri dan teka teki yang harus dijawab dan dibongkar terkait konspirasi di balik munculnya artikel itu.
"Skandal fitnah ini libatkan elemen asing & bangsa sendiri. Tim Investigasi akan terus bekerja (di dalam & di luar negeri) hingga tuntas," jelasnya.
Bukan tanpa alasan SBY menyebut fitnah itu bagian dari konspirasi. SBY mendapat laporan ada politisi dan media massa televisi yang dianggap sudah keterlaluan menyebarkan fitnah ini. SBY ingin kasus ini diusut tuntas karena tak ingin Indonesia menjadi sarang produksi dan distribusi fitnah serta hoaks.
"Kalau tidak dibongkar sampai akar-akarnya, setiap saat fitnah keji ini akan dimunculkan lagi. Saya sudah lelah & bersabar selama 10 tahun," ucapnya.
Dia tengah mencari jalan untuk melapor kepada pihak kepolisian. Dia berharap pihak kepolisian membantunya. Dia juga berharap bantuan dan dukungan dari kedutaan besar. Sebab, media ini berbasis di Hong Kong.
Terkait hal ini, SBY punya permintaan khusus pada Presiden Joko Widodo. SBY merasa punya hak memperoleh jaminan perlindungan dan kehormatan sebagai mantan Presiden dan rakyat Indonesia.
"Saya mohon izin Bapak Presiden Jokowi utk perjuangkan kebenaran ini, demi martabat & kehormatan saya sebagai mantan Presiden. Sesuai dgn konstitusi kita (UUD 1945), sbg warga negara, saya berhak mendapatkan perlindungan atas kehormatan & martabat saya," ucapnya.
Untuk diketahui, artikel investigasi terkait pencucian uang sebesar USD 12 miliar atau setara Rp 177 triliun itu ditulis langsung oleh pendiri Asian Sentinel John Berthelsen berdasarkan laporan investigasi sebanyak 488 halaman sebagai gugatan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauitius pekan lalu.
"Asia Sentinel ingin menarik kembali artikel yang terbit pada 10 September 2018 yang ditayangkan di situs tentang pemerintahan Yudhoyono dan kasus Bank Century di Indonesia," demikian isi permintaan maaf yang dikutip merdeka.com, dari situ asiasentinel.com, Rabu (19/9).
Dijelaskan juga, Asia Sentinel mengakui jika artikel yang ditulis sendiri oleh pemimpin redaksi John Berthelsen, secara tidak adil telah menyampaikan berbagai tuduhan terkait gugatan kasus century yang sedang berjalan.
"Kami mengakui bahwa kami tidak meminta konfirmasi terhadap nama-nama yang disebut dalam artikel itu. Artikel itu juga sangat sepihak dan telah melanggar praktik jurnalisme yang adil."
Sebagai tindak lanjut permintaan maaf, Asia Sentinel juga menyatakan telah mencabut artikel itu dari situs mereka. "Kami meminta maaf terhadap Presiden Yudhoyono, Partai Demokrat, dan pihak-pihak yang tersinggung atas artikel itu, termasuk kepada rakyat Indonesia. Kami sangat menyesalkan atas kerugian yang telah diakibatkan oleh tudingan itu."
"Akhirnya Asia Sentinel ingin menyatakan rasa hormatnya yang tinggi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang secara luas dihormati sebagai negarawan di Asia."
Baca juga:
Asia Sentinel minta maaf, Demokrat tetap usut dugaan fitnah ke SBY
Asia Sentinel minta maaf kepada SBY soal artikel kasus Century
Bamsoet tunggu langkah SBY gugat Asia Sentinel melalui jalur hukum
Demokrat: Jokowi titip salam untuk SBY, semoga komunikasi semakin baik
Fahri salahkan KPK soal pemberitaan SBY terkait Century di Asian Sentinel
Sindiran-sindiran halus SBY pada pemerintahan Jokowi