Sukses tata Surabaya, Risma terima gelar honoris causa dari ITS
Risma dinilai telah menjadikan Surabaya sebagai kota hijau dan nyaman untuk warganya.
Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) menyematkan gelar doktor honoris causa jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) kepada Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini.
Alasan diberikannya gelar kehormatan di bidang manajemen pembangunan kota kepada Risma pada hari ini, Rabu (4/3) di Kampus ITS itu, karena wali kota yang sukses menutup lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara, Gang Dolly dan Jarak, di Kecamatan Sawahan tersebut, dinilai sukses menata Kota Pahlawan menjadi lebih manusiawi dan ekologis.
Dalam sambutannya, Ketua Senat ITS, Prof Priyo Suprobo mengatakan, selama menjabat sebagai wali kota, perempuan kelahiran Kediri pada November 1961 itu, telah menjadikan Surabaya sebagai kota hijau dan nyaman untuk warganya. "Selamat untuk Bu Risma," kata Ketua Senat ITS, Prof Priyo Suprobo mengawali sambutannya.
Suprobo melanjutkan, penghargaan yang diberikan kepada Risma ini, merupakan penghargaan gelar doktor kehormatan yang kali kedua dalam sejarah di ITS. Sebelum Risma, kata dia, pada Medio 2010 lalu, ITS pernah menyematkan gelar yang sama kepada marketer andal Indonesia, yang juga mantan mahasiswa ITS, Hermawan Kertajaya.
"Ini adalah yang kali kedua, karena sebelumnya gelar doktor honoris causa pernah diberikan ITS kepada Hermawan Kertajaya pada Tahun 2010 lalu," ungkapnya.
Senada, Ketua Komisi Profesor ITS, Prof Ir Joni Hermana yang membacakan keputusan pemberian gelar mengatakan, sebagai seorang leadership, sebagai pemimpin daerah, Risma memiliki karakter kuat dalam membangun kotanya menjadi daerah yang laik huni.
"Atas dasar karya luar biasa bagi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, pada sidang terbuka senat hari ini, menilai Tri Rismaharini laik menyandang gelar doktor honoris causa," ucapnya.
Menurut Joni, Risma telah membuktikan kepatutannya sebagai seorang pemimpin. Dia terbukti mampu menginisiasi perencanaan, pengawasan, dan sanggup memotivasi masyarakat untuk ikut aktif ambil bagian membangun serta memelihara kotanya lebih baik.
"Sebagai pemimpin di Kota Surabaya, Risma mampu membangun kepercayaan dan partisipasi masyarakat," katanya lagi.
Bersama warganya, masih kata dia, Risma sanggup menyulap taman yang mati suri kembali menjadi hidup. Kemudian sungai kotor kembali menjadi bersih karena penanganan sampah yang efektif.
"Karena perannya, suasana kota menjadi lebih ekologis, baik secara spontan maupun terorganisasi," tandasnya.
Sementara itu, dalam prosesi penganugerahan gelar tersebut, turut dihadiri mantan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, mantan Menteri Pendidikan M Nuh, perwakilan Forpimda, serta perwakilan dari konsulat jenderal beberapa negara sahabat seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Korea.â¬