Sumur Bor Mengandung Gas di Penajam Kaltim Keluarkan Suara Gemuruh
Hampir sebulan ini sumur bor galian air di halaman rumah warga di RT 021 Tunan Petung, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, mengeluarkan gas. Bahkan hari ini, terdengar gemuruh di bawah permukaan tanah.
Hampir sebulan ini sumur bor galian air di halaman rumah warga di RT 021 Tunan Petung, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, mengeluarkan gas. Bahkan hari ini, terdengar gemuruh di bawah permukaan tanah.
Tim gabungan BPBD PPU, Pertamina Refinery Unit V, dan Pertamina Hulu Kalimantan Timur, di hari ke-24 mengecek tekanan gas, yang berubah menjadi gas mudah terbakar.
-
Dimana gas-gas rumah kaca itu berada? Efek rumah kaca adalah kondisi pemanasan atmosfer yang disebabkan oleh adanya gas-gas rumah kaca di atmosfer yang menahan panas dari matahari dan mempertahankannya di bumi.
-
Kenapa BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa.
-
Bagaimana BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Kenapa semburan gas itu muncul? Pihak berwenang pun masih mencari tahu penyebab munculnya semburan tersebut secara tiba-tiba.
-
Kapan semburan gas itu terjadi? Disampaikan jika kejadian tersebut berlangsung pada Rabu (11/10) sore hari setelah aktivitas kegiatan penggalian dihentikan.
-
Kapan sebaiknya kompor gas dibersihkan? Kebersihan kompor adalah hal terpenting yang harus diperhatikan baik-baik. Kompor yang terjaga kebersihannya akan selalu mengeluarkan api biru. Api ini lebih panas dibanding api merah atau oranye.
"Iya ada suara gemuruh, karena ada tekanan gas. Hari ini, tekanan gas meningkat lagi," Kasubid Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten PPU Nurlaila dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (26/12).
Nurlaila menerangkan, tekanan gas tinggi yang diketahui tim di lapangan, menyusul hasil uji tes menggunakan sejumlah peralatan. "Dilakukan pengujian, atau gas tes, dan terdengar gemuruh bawah permukaan tamah," ujar Nurlaila.
"Itu karena kandungan gas-nya over limit, dan kemudahan terbakar sangat tinggi. Hari ini, pengujian dan pengukuran lebih spesifik di kedalaman 0-25 meter dan 25-50 meter," tambahnya.
Sebelumnya, BPBD PPU telah menyurati sejumlah instansi, sebagai bentuk upaya koordinasi terkait gas berisiko tinggi itu. Tujuannya, agar tekanan gas tidak jadi semakin parah.
"Tim provinsi dari Dinas ESDM, ada datang ke lokasi, tapi di hari pertama saja. Waktu itu, diperkirakan 1-2 minggu, diperkirakan gas akan hilang. Tapi, ini hari ke-24 kita uji di pekan keempat, hasil uji menunjukkan kandungan dan tekanan gas cenderung meningkat," jelas Nurlaila.
"Kami sudah bersurat kembali ke empat instansi, termasuk di antaranya Dinas ESDM, untuk menindaklanjuti penanganan dan risiko bagi masyarakat. Tapi sejauh ini belum ada respons," demikian Nurlaila.
Diketahui, warga Tunan Petung, Ridwansyah, dan warga sekitar, dibikin kaget kemunculan aroma tak sedap, saat menggali sumur bor untuk air bersih, di kedalaman 38-62 meter, pada Sabtu (1/12) lalu, di halaman rumahnya. Lantaran khawatir, pengeboran dihentikan, dan dilaporkan ke BPBD PPU, dua hari kemudian.
Baca juga:
Kemunculan Gas di Halaman Rumah Warga di Penajam Kaltim jadi Gas Berbahaya
Mengebor Tanah Cari Sumber Air, Ridwansyah Kaget Aroma Gas Menyengat
BPH Migas Gelar FGD Bahas Prospek Pengembangan & Pemanfaatan Gas Bumi di Kalimantan
Patra Bali jadi hotel pemakai LNG pertama di Bali
Pemerintah Beri Sinyal Tak Ada Perubahan Harga Gas Untuk Listrik
ESDM luncurkan buku neraca gas bumi Indonesia 2018-2027