Survei SSC: Jika Pilpres 2019 Dilakukan Saat Ini, Jokowi Menang di Jatim
Lembaga Surabaya Survey Center (SSC) merilis hasil risetnya untuk Pemilu 2019, Rabu (9/1). Hasilnya, pasangan urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin masih unggul atas rivalnya, Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno, yaitu 55,9-32,1 persen.
Lembaga Surabaya Survey Center (SSC) merilis hasil risetnya untuk Pemilu 2019, Rabu (9/1). Hasilnya, pasangan urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin masih unggul atas rivalnya, Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno, yaitu 55,9-32,1 persen.
Selain itu, hasil riset yang dilakukan pada 10 hingga 20 Desember 2018 di 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur itu, juga memaparkan bahwa publik saat ini sudah muak dengan poses demokrasi di Indonesia.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Menurut Direktur SSC, Mochtar W Oetomo, kejengahan publik terhadap Pemilu 2019 ini lebih disebabkan oleh munculnya saling nyiyir dan salin sindir, serta perang ujaran kebencian antar pendukung dua paslon Pilpres 2019.
"Pilpres 2019 kali ini terbukti kontra produktif. Alih-alih semakin memupuk suara bagi masing-masing, langkah tersebut justru menjadikan publik muak," kata Mochtar.
Mochtar memaparkan, ada sekitar 33,6 persen dari 100 persen responden yang mengaku muak dan 11,4 persenya mengaku proses pesta demokrasi 2019 ini menarik.
"Sementara 17.2 persennya, menganggap hal itu wajar dan 26.8 persen merasa bosan dengan apa yang terjadi itu. 11 persen sisanya mengaku tidak tahu atau tidak menjawab," papar Mochtar.
Mochtar mengingatkan, bahwa melalui hasil riset lembaganya kali ini, seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi masing-masing kubu: pola saling nyinyir, jelas tak efektif.
"Publik perlu narasi membangun. Butuh gagasan visi dan misi dari masing-masing Paslon yang dipaparkan secara gamblang untuk bisa dimengerti dan menjadi alasan untuk memilih," tegasnya.
"Jika hanya dari saling nyinyir serta serang, dan perang ujaran kebencian, publik tidak akan mendapatkan apa-apa. Hanya seakan menonton drama saja. Perlu lebih dari itu. Terlebih ini pesta demokrasi untuk mencari pemimpin bangsa," saran Mochtar.
Jokowi-Ma'ruf Masih yang Terkuat
Sementara terkait survei dua Paslon, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf unggul jauh di atas Prabowo-Sandi. "Jokowi-Ma'ruf meraih 55,9 persen, sementara Prabowo-Sandi 32,1 persen suara, dan 12 persen sisanya merupakan undecided voters," jelas Mochtar.
Maka, menurut Mochtar lagi, apabila Pilpres 2019 dilakukan saat ini, jelas Jokowi-Ma'ruf dipastikan akan menang besar di Jawa Timur.
"Tapi, karena Pemilu masih bulan April, dengan perolehan undecided voters yang mencapai 12 persen dan margin of error-nya sebanyak 3 persen, maka semuanya masih sangat mungkin terjadi," ucapnya.
Itu artinya, katanya, Prabowo-Sandi masih punya waktu tiga setengah bulan untuk mengejar ketertinggalannya saat ini.
"Meskipun tidak bisa dipungkiri pula, saat ini Jokowi-Ma'ruf memimpin kontestasi dengan jarak yang cukup jauh," tandasnya.
Sekadar informasi, rilis hasil riset SSC ini juga menghadirkan tim dua kubu di Jawa Timur. Dari kubu Jokowi-Ma'ruf hadir Ketua DPC PDI Perjuangan, Whisnu Sakti Buana dan Fandi Utomo (PKB). Sementara dari kubu Prabowo-Sandi, hadir Sekertaris Gerindra Jawa Timur, Anwar Sadad, dan tokoh muda Demokrat, Bayu Airlangga.
Untuk riset SSC yang mulai pada 10-20 Desember 2018 di 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur sendiri, menggunakan 1.070 responden melalui teknik stratified multistage random sampling dengan margin of error sekitar 3 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Baca juga:
Mahfud MD 'Sentil' Kubu Jokowi dan Prabowo karena Debat Kusir
BPN Siap Dimintai Keterangan Polisi Soal Pelaku Hoaks Surat Suara Dicoblos
Politisi Demokrat Sebut 1.000 Titik Kunjungan Sandi Nyata, Bukan Pencitraan
Kubu Jokowi Minta Kasus Hoaks Surat Suara Diusut Tuntas
Gelar Debat Perdana, KPU akan Pisahkan Pendukung 01 dan 02 Karena Takut Ricuh
Pelaku Sebar Hoaks Surat Suara Pertama Kali di Twitter Sebut 4 Politisi