Suryo Prabowo: Kalau Jokowi presiden, Indonesia kalah perang
Pernyataan Jokowi yang menolak Leopard masih menuai kontroversi dari kubu Prabowo-Hatta.
Debat Capres jilid III sudah berlalu, namun komentar miring penolakan pembelian Tank Leopard oleh Capres Joko Widodo ( Jokowi ) masih menuai kontroversi. Komentar itu kembali diutarakan Penasehat Tim Pemenangan Prabowo - Hatta , Letjend TNI (Purn) Suryo Prabowo yang kecewa dengan pernyataan mantan wali kota Solo tersebut.
Suryo Prabowo menjelaskan, modernisasi persenjataan militer tak hanya untuk menghadapi perang, tapi juga mencegah terjadinya perang. Sehingga, penolakan pengadaan Main Battle Tank jenis Leopard merupakan kerugian besar bagi Indonesia.
"Indonesia sudah kalah sebelum berperang jika andalkan tank ringan 14 ton seperti AMX-13 atau Scorpion bila negara lain di kawasan Asia telah memiliki MBT, main battle tank atau tank tempur utama dengan beban 55-70 ton", jelas Suryo Prabowo dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (26/6).
Selain pentingnya pengadaan senjata militer, Suryo menyebut pentingnya diplomasi militer yang dilakukan dengan latihan bersama seperti upaya-upaya pembangunan keyakinan (Confidence Building Measures/CBMs).
Selain untuk CBMs, pengadaan tank itu juga sebagai bentuk technology and human investment. Seperti halnya kapal perang, kapal selam dan pesawat tempur TNI AL dan TNI AU.
"Selama ini alutsista itu sampai rusak tidak pernah digunakan untuk berperang. Alutsista itu digunakan hanya untuk latihan, persiapan perang atau misi kemanusiaan," jelasnya.
Dalam situasi damai, militer Indonesia tetap membutuhkan alutsista mutakhir untuk persiapan perang. "Ada istilah si vis pacem para belum, masa damai adalah masa persiapan untuk perang. Melebihi itu, Tank Leopard bukan sekedar alat tempur berat untuk latihan perang, tapi alat diplomasi militer. Kalau hutan sudah tidak ada macannya, orang akan mencuri kayu berani masuk hutan sembarangan," dia mencontohkan.
Menurut Suryo, Leopard beda dengan kendaraan tempur (Armored Personel Carrier/APC) jenis Anoa. Tank merupakan alat tempur berat korps Kavaleri. Sedangkan APC merupakan alat angkut satuan korps Infanteri, Artileri dan Zeni Tempur Mekanis.
"Jokowi sok ngerti ngomong, sudah ada panser Anoa buatan Pindad apa masih perlu beli Tank Leopard. Jokowi tidak ngerti kalau tank itu beda dengan APC. Kalau begini, jika bener berperang Indonesia bisa kalah jika presidennya Jokowi ," ujar penerima Adhimakayasa sebagai lulusan terbaik Akmil tahun 1976 tersebut.
Suryo menengarai Jokowi mudah dibisiki atau dipengaruhi oleh orang disekitarnya yang memiliki kepentingan bisnis. "Jokowi sampaikan produksi panser Anoa atas inisiatif Jusuf Kalla. Memang JK ngerti apa soal APC? Emang JK bisa atur SBY seperti dia ngatur Jokowi saat debat?," tutupnya.