PDP Corona di Sumut Melonjak Jadi 75 Orang, 1.000 Ruang Isolasi Disiapkan
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) corona atau Covid-19 di Sumut bertambah menjadi 75 orang. Ratusan ruang isolasi telah disiapkan untuk mereka.
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) corona atau Covid-19 di Sumut bertambah menjadi 75 orang. Ratusan ruang isolasi telah disiapkan untuk mereka.
"Sudah 72 orang (ditambah 3 PDP yang lebih dulu dirawat di RSUP H Adam Malik menjadi 75 orang) yang harus kita periksa kesehatannya hari ini. Belum tentu (positif) ya. Sampai hari ini Sumatera Utara masih clear tentang corona. Tapi yang diduga kemungkinan-kemungkinan ada 72 orang tadi pagi," kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Selasa (17/3).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
Khusus di RSUP H Adam Malik, saat ini terdapat 8 PDP yang tengah dirawat di ruang isolasi. Lima di antaranya merupakan pasien baru. Dengan tambahan itu, ruangan isolasi di rumah sakit ini sudah tidak mampu lagi menerima pasien baru.
Ruang isolasi itu tidak hanya di RSUP H Adam Malik. Pemprov Sumut, Kodam I Bukit Barisan, dan Polda Sumut terus berkoordinasi untuk menyiapkannya di lokasi-lokasi lain. Fasilitas itu tersebar di 33 kabupaten/kota di Sumut.
Sebelumnya Kodam I Bukit Barisan juga telah mendirikan posko dan tenda untuk dijadikan ruangan isolasi. Fasilitas itu di antaranya berdiri di RS Putri Hijau, Medan.
"Hari ini kita bisa mendapatkan 330 (ruangan isolasi) nanti akan dilengkapi oleh Bapak Kapolda sebanyak 400 (ruangan) di SPN (Sekolah Polisi Negara) yang akan hari ini kita siapkan, sehingga ada kurang lebih 750 ruangan isolasi untuk antisipasi. Saya berharap itu menjadi 1.000 ruangan ke depan. Ini yang sedang saya koordinasikan dengan Pak Kapolda," sebut Edy.
Ruangan isolasi yang disiapkan diharapkan dapat membantu untuk mencegah penyebaran Covid19. "Kualitas nanti kita pikirkan, yang penting wabah jangan menyebar ke mana-mana," papar Edy.
Sementara, penempatan pasien di ruang isolasi nantinya akan ditentukan Satgas Percepatan Penanganan Virus Corona Sumatera Utara. Lokasinya diusahakan tidak jauh dari rumah pasien. "Kalau rumah (pasien) itu di Simalungun (ditempatkan di) sektor Simalungun. Ada yang di Dairi (ditempatkan) di Dairi dia. Kalau di situ tidak mencukupi, nanti akan diatur di mana yang kosong di situ dimasukkan," beber Edy.
Sementara Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Sumatera Utara, dr Restuti Handayani Saragih, mengatakan, 75 orang itu merupakan data kasar terbaru dari seluruh Sumatera Utara. Mereka seharusnya diobservasi atau dirawat di ruang isolasi.
Karena RSUP H Adam Malik sudah penuh dengan 8 PDP, maka 67 orang lain harus menempati ruang isolasi lain. "Kemarin kita rapat, kemarin masih 3 PDP. Tapi saya sudah bilang, kita tidak tahu dalam satu hari apa yang terjadi. Ternyata antisipasinya benar," jelas Restuti.
Dia menegaskan, PDP belum tentu positif. "Kita menanti hasil laboratorium dari Balitbang Kemenkes. Kalaupun positif bukan kami yang mengumumkan. Tapi Bapak Ahmad Yurianto," tutupnya.
Baca juga:
Jubir Penanganan Covid-19: Demi Bisnis, Banyak RS Tolak jadi Rujukan Pasien Corona
Cegah Virus Corona, Masjid Agung Surakarta Gulung Karpet
Kemenhub: Sesuai Instruksi Presiden, Transportasi Publik Harus Tetap Berjalan
Pembebasan Pajak Hotel dan Restoran Dinilai Kurang Tepat Sasaran
Mendagri Tito Ingatkan Anies: Keputusan Karantina Wilayah di Pemerintah Pusat
Penularan Virus Corona Domestik Turun, Korsel Tetap Perketat Pemeriksaan Perbatasan