Tahapan haji usai, Menteri Agama soroti soal Armina
Menag meminta ke depan yang harus dikembangkan adalah bagaimana meningkatkan pelayanan di Arafah dan Mina
Hari ini seluruh jemaah haji Indonesia menyelesaikan lempar jumrah hari ketiga, termasuk jemaah haji Indonesia. Secara keseluruhan, pelaksanaan haji tahun ini berjalan lancar. Tapi ada catatan-catatan yang harus diperbaiki.
"Pertama kita mensyukuri terlebih dahulu apa yang sudah kita raih sekarang. Alhamdulillah angkutan udara secara keseluruhan tepat waktu. Hotel di Madinah dan Makkah, juga transportasi darat antar kota, katering, dan lainnya ini sesuatu yang patut kita syukuri bahwa sebagian jemaah merasakan tahun ini lebih baik dari sebelumnya," kata Menteri Agama usai lontar jumrah di Mina, Rabu (14/9).
Menag meminta ke depan yang harus dikembangkan adalah bagaimana meningkatkan pelayanan di Arafah dan Mina.
"Bagaimana pun puncak haji adalah Arafah dan itu perlu ditingkatkan dengan memberikan kenyamanan yang lebih baik kepada jemaah kita. Misalnya, penyejuk udara lebih diperbaiki, tenda lebih diperbaiki sehingga kenyamanan jemaah dalam beribadah bisa ditingkatkan," harap Menag.
Begitu juga di Mina. Menurut Lukman, problem Mina selalu adalah keterbatasan toilet atau kamar mandi. Pemerintah Indonesia terus mengkomunikasikan hal ini kepada Pemerintah Arab Saudi agar Mina khususnya kamar mandinya bisa di tambah, seperti di Arafah ditingkatkan.
"Kita berharap di Mina juga dalam waktu yang tidak lama bisa diwujudkan," katanya.
Khusus soal katering, Lukman memberi catatan. Dirinya tidak menutup mata jika masih ada kekurangan.
"Di tengah sebagian besar jemaah yang merasa puas, kita juga tidak menutup mata kalau pada sisi katering ada satu dua yang merasakan terkait dengan selera, menu dan ada sebagian yang basi karena dikonsumsinya sudah melebihi waktu yang ditentukan. Masukan yang meski kasuistik tetap kita perhatikan sehingga ke depan lebih baik," ujarnya.
Setelah melaksanakan rangkaian ibadah haji, Lukman berharap agar para jemaah haji Indonesia untuk beristirahat. Jangan sampai terlalu memforsir tenaga.
"Setelah lontar jumrah selesai bagi yang nafar awal, maka menurut saya jemaah perlu beristirahat, jangan langsung memforsir melakukan ifadlah. Perlu sedikit jeda untuk mempersiapkan stamina, baru setelah itu melakukan ifadlah," jelas Lukman.
"Saya berharap dalam melakukan ifadlah, jemaah haji Indonesia tetap dalam rombongan jangan terpisah untuk menghindari dari hal-hal yang tidak kita kehendaki," tandasnya.