Tangis Alfifa usai kebakaran Bidara Cina
Dia juga menyesali kebakaran tersebut berdampak kepada para tetangganya. Hingga saat ini, Titi tidak menyangka rumahnya bisa habis dilahap si jago merah di kala Bulan Ramadan.
Kebakaran yang melanda 40 rumah di Jalan Kebun Sayur 2, Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur menyisakan kepedihan tersendiri bagi anak-anak yang tertimpa musibah tersebut. Salah satunya anak Titi, Alfifa yang duduk di Sekolah Dasar.
Usai kebakaran tersebut, Alfifa menangis lantaran buku dan seragam sekolahnya tidak ada yang tersisa. Dia hanya meratapi dan terus menanyakan kepada Titi apa yang terjadi.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Apa yang terbakar di Kebagusan? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Bagaimana upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
"Saya sedihnya anak saya Alfifa nanyain buku sekolah dan baju (re: setelah kejadian)," kata Titi sambil meneteskan air mata melihat rumahnya sudah menjadi puing-puing.
Dia juga tidak menyangka bisa mendapat musibah tersebut. Tidak ada firasat apa-apa ketika si jago merah melahap seisi rumahnya.
"Kita enggak tahu juga keadaannya kayak gini. Bulan Ramadan semoga ada hikmahnya," ucap Titi dengan nada lirih.
Dia juga menyesali kebakaran tersebut berdampak kepada para tetangganya. Hingga saat ini, Titi tidak menyangka rumahnya bisa habis dilahap si jago merah di kala Bulan Ramadan.
"Kita juga enggak mau keadaan gini. Ya Allah rumah saya aja yang kebakaran jangan sampai rumah orang. Biarin rumah saya aja yang kena," kata Titi sambil memeluk anaknya.
Kini, Titi dan keluarga berencana untuk tinggal bersama adiknya. Selagi menunggu rumahnya yang sejak 1975 ditempati kembali.
Baca juga:
Cerita Titi dan keluarga selamatkan diri dari kepungan api
Duka korban kebakaran Bidara Cina
Permukiman padat di Bidara Cina terbakar, 13 mobil damkar dikerahkan
Mensos Idrus kunjungi posko pengungsian korban kebakaran di Jaktim
Warga masih mencari sisa harta di lokasi kebakaran Pondok Bambu