Tangsel kembali terancam krisis sampah, Airin ngotot maju pilkada
Airib lima tahun lalu pernah berjanji bakal membenahi masalah sampah di Tangsel.
Kota Tangerang Selatan kembali dihantui krisis sampah. Sebab, Tempat Pengolahan Akhir Sampah satu satunya milik Pemerintah Kota Tangerang Selatan di Cipecang kini sudah penuh.
"Hanya mampu bertahan satu tahun ke depan," kata Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Tangerang Selatan, Yepi Suherman, Senin (17/8).
Berdasarkan pengamatan, tumpukan sampah di TPA itu semakin meninggi. Puncak tertinggi tumpukan sampah mencapai 12 hingga 13 meter, berada di bagian depan dan tengah TPA. Karena menyulitkan armada sampah masuk ke area TPA, saat ini dibuat jalan masuk kendaraan dengan cara membelah gunungan sampah itu.
Kendaraan pengangkut sampah bisa masuk dan membuang sampah ke bagian yang masih rendah di sisi bagian barat TPA. Sayangnya, pada sisi ini, bagian bawah TPA belum ditanggul sehingga tumpukan sampah kerap longsor.
Tingginya tumpukan sampah di atas lahan seluas 2,5 hektare itu saat ini mencapai 12 meter, dan diperkirakan hanya mampu menampung sampah hingga satu tahun ke depan.
"Itupun dengan cara memadatkan dan meratakan tumpukan sampah yang ada," ujar Yepi.
Yepi mengakui, daya tampung TPA Cipecang berada di Kecamatan Setu sangat terbatas buat menampung sampah dari tujuh kecamatan di kota hasil pemekaran Kabupaten Tangerang itu. Dengan luas yang terbatas dan menerima 130 ton kiriman sampah saban hari, TPA menggunakan sistem Sanitary Landfill itu dalam tiga tahun sudah penuh.
"Dioperasikan sejak tiga tahun lalu, tak mampu menampung sampah yang begitu banyak," tambah Yepi.
Kepala Unit Pelaksana Teknis TPA Cipecang, Teddi Krisna, mengakui pemadatan dan pemerataan gunung sampah terkendala oleh tanggul yang belum mengelilingi TPA itu. "Baru 100 meter yang ditanggul," kata Teddi.
Teddi mengatakan, akibat hal itu, jika hujan deras tumpukan sampah kerap longsor. "Tanggul keliling baru akan dibangun tahun depan," ujar Yepi.
Teddi mengatakan, dari sisi ketentuan, ketinggian tumpukan sampah di TPA Cipecang saat ini sudah mendekati batasan maksimal. "Kalau lampu peringatan, ini sudah kedap-kedip merah," ucap Teddi.
Meski demikian, kata Teddi, belum ada solusi lain buat penanganan sampah di Cipecang. "Paling memaksimalkan ruang yang ada dengan cara memadatkan," lanjut Teddi.
TPA Cipecang beroperasi tiga tahun lalu ketika Kabupaten Tangerang menghentikan kerjasama layanan sampah di wilayah itu. Penarikan puluhan armada sampah dan dilarangnya Tangerang Selatan membuang sampah di TPA Jatiwaringin milik Pemerintah Kabupaten Tangerang, membuat Tangerang Selatan mengalami krisis sampah. Saat itu, sampah menumpuk di jalan-jalan dan di pasar.
Setiap harinya, TPA Cipecang menerima 600 meter kubik atau 130 ton sampah dari tujuh kecamatan di Tangerang Selatan. Sampah dipadatkan dan ditumpuk di atas lahan seluas 2,5 hektar itu.
Penanganan sampah di Tangerang Selatan adalah salah satu visi misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie lima tahun lalu. Kini duet petahana ini kembali maju dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan periode 2016-2021 yang digelar pada 9 Desember mendatang. Sayangnya, mereka belum juga membuat terobosan dalam urusan membenahi sampah.