Tarif Angkot di Medan Naik 30 Persen, Organda: Kami Cari Makan Bukan Cari Kaya
Tarif angkutan kota (angkot) di Kota Medan mengalami kenaikan sebesar 30 persen pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kesepakatan kenaikan tarif itu diberlakukan oleh Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk menyesuaikan harga BBM.
Tarif angkutan kota (angkot) di Kota Medan mengalami kenaikan sebesar 30 persen pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kesepakatan kenaikan tarif itu diberlakukan oleh Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk menyesuaikan harga BBM.
"Dengan naiknya harga Pertalite sebesar 30 persen. Maka mulai hari ini tarif ongkos angkot di Kota Medan juga akan naik 30 persen. Kalau harus menunggu penyesuaian tarif dari pemerintah enggak bisa kami beroperasi dengan harga BBM itu," kata Ketua Organda Medan, Mont Gomery Munthe, Senin (5/9).
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
Kenaikan tarif angkot yang sebelumnya Rp5.500 menjadi Rp6.500 per estafet. Gomery menilai kenaikan tarif angkot sebesar 30 persen itu telah sesuai.
"Kalau diterapkan begitu (30 persen), pas kami anggap dan ideal. Kalau harga BBM naik semua berpengaruh. Tapi kami para sopir harus tetap beroperasi untuk mencari nafkah," ucapnya.
Lanjut Gomery, pihaknya terpaksa harus menaikkan tarif ongkos angkot di Kota Medan. Pasalnya, kenaikan harga BBM telah mengerek naik seluruh biaya kehidupan.
"Kalau tidak naik tarif, jelas tidak akan tertutup biaya operasional. Pasti merugi semua sopir-sopir," ujarnya.
Gomery berharap masyarakat memahami kondisi para sopir dengan penyesuaian tarif angkot yang naik 30 persen.
"Dari penyesuaian tarif angkot kami belum ada dipanggil pemerintah bahas soal ini. Kami harap pemerintah mengerti karena kalau ditunggu penyesuaian tarif disahkan. Itu kapan? Sementara BBM sudah naik. Enggak mungkin angkot-angkotnya berhenti beroperasi sampai penyesuaian tarifnya disahkan," jelasnya.
Gomery menegaskan penyesuaian tarif yang diberlakukan Organda Kota Medan tak bermaksud mencari keuntungan dari kenaikan harga BBM.
"Kami itu cari makan. Bukan cari kaya. Kalau kenaikan tarif ini dikomplain juga, ya kami enggak mengerti lagi. Apalagi naiknya tarif kami sesuaikan dengan besaran naiknya harga BBM. berimbang dan tidak ada penambahan pendapatan. Sementara walaupun pendapatan tidak naik, biaya kebutuhan hidup justru semakin tinggi," pungkasnya.
(mdk/cob)