Teknologi informasi dimanfaatkan Bapeten untuk mengawasi fasilitas tenaga nuklir
Aplikasi pun diluncurkan untuk memudahkan pengurusan izin, inspeksi, dan sosialisasi program kerja dan peraturan mengenai tenaga nuklir.
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mulai memanfaatkan teknologi informasi untuk mengawasi fasilitas tenaga nuklir di seluruh Indonesia. Berbagai program dan aplikasi pun diluncurkan untuk memudahkan pengurusan izin, inspeksi, dan sosialisasi program kerja dan peraturan mengenai tenaga nuklir.
Kepala Bapeten Jazi Eko Istiyanto, pihaknya telah menciptakan beberapa program dan aplikasi TI di dua kedeputian utama, yakni Perizinan dan Inspeksi (PI), serta Pengkajian Keselamatan Nuklir (PKN). Khusus di bidang PI, rata-rata menggunakan nama depan Balis yang merupakan akronim dari Bapeten Licensing dan Inspection System.
"Adapun aplikasi-aplikasi itu, antara lain, Balis Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (FRZR), Pekerja FRZR, INFARA (Inspeksi FRZR), SUKSES (Sertifikasi Uji Kesesuaian), dan Pendora (Pencatatan Pekerja Dosis Radiasi)," kata Jazi.
Ia juga menerangkan tujuah B@lis online itu yang bertujuan memberikan pelayanan kepada publik dalam proses perizinan FRZR dan petugasnya, serta persetujuan atau ketetapan.
"Program TI ini juga untuk mengakomodasi proses pelaporan keselamatan dan keamanan fasilitas, hasil pengujian pesawat sinar-x, dan evaluasi dosis," terangnya.
Selain B@lis, dikatakan Eko, ada sistem akuntasi limbah terpadu (SALT) yang berungsi untuk merekam, menginventarisir, dan mengevaluasi kegiatan pengelolaan limbah radioaktif. Sedangkan, program unggulan di kedeputian bidang PKN adalah sistem informasi data dosis pasien (Si-INTAN).
"Aplikasi ini untuk memproteksi dan meningkatkan keselamatan pasien yang sedang menjalani prosedur radiologi diagnostik dan intervensional," sebutnya.