Teknologi ini Jadi Penyelamat Gulungan Teks Kerajaan Romawi Berusia 2000 Tahun yang Masih Misterius, Isi Naskahnya di Luar Dugaan
Isi naskah tersebut pernah dianalisis menggunakan teknologi, namun gagal.
Isi naskah tersebut pernah dianalisis menggunakan teknologi, namun gagal.
Isi teks tersebut tak bisa dibaca lantaran terbakar selama letusan Gunung Vesuvius di Italia pada 79AD.
Mengutip BBC, Jumat (9/2), mahasiswa itu menggunakan artificial intelligence (AI) untuk “membuka” isi teks yang terbakar itu. Teks tersebut diperkirakan milik ayah mertua Julius Caesar yang berisi tentang musik dan makanan. Para ahli menyebut terobosan ini sebagai “revolusi” dalam filsafat Yunani.
Para ahli percaya bahwa gaya penulisannya adalah tipikal filsuf Yunani Philodemus, yang mengikuti ajaran Epicurus, dan mungkin pernah menjadi filsuf yang tinggal di Herculaneum.
Pada abad ke-18, ratusan gulungan papirus ditemukan di perpustakaan sebuah vila mewah di kota - satu-satunya perpustakaan teks dari zaman Romawi kuno yang dapat ditemukan.
Namun isinya tetap menjadi misteri bagi para ilmuwan. Benda-benda tersebut terbakar parah oleh puing-puing vulkanik sehingga ketika mereka mencoba membuka gulungannya, benda-benda tersebut hancur berantakan di tangan mereka.
Dr Federica, peneliti papyrologi di Universitas Naples, mengatakan “kutukan” ini juga merupakan anugerah keselamatan mereka.
Temperatur tinggi dari letusan tersebut mengkarbonisasi dan mengawetkan naskah-naskah yang biasanya membusuk.
Tahun lalu sebuah terobosan muncul ketika Dr Brent Seales dan timnya di Universitas Kentucky menggunakan CT scan resolusi tinggi untuk membuka gulungan teks tersebut.
Sayangnya, tinta karbon hitam yang digunakan pada naskah tersebut tidak dapat terbaca dari papirus itu sendiri.
Kemudian, Dr Seales bekerja sama dengan investor teknologi untuk meluncurkan Vesuvius Challenge, hadiah sebesar $1 juta (£790,000) bagi siapa saja yang dapat menemukan solusi.
Sebuah tim yang terdiri dari tiga mahasiswa, yang tidak bekerja di bidang filsafat tetapi teknologi, menyadari bahwa kecerdasan buatan mungkin dapat memberikan solusi.
Youssef Nader, seorang mahasiswa PhD di Berlin, Luke Farritor, seorang mahasiswa magang dan SpaceX, dan Julian Schillinger, seorang mahasiswa Robotika Swiss, membangun model AI yang mampu mengerjakan huruf melalui penggunaan pengenalan pola.
Model tersebut sejauh ini telah memecahkan 2.000 karakter Yunani yang tertulis dalam salah satu dari empat gulungan yang dipindai oleh tim Dr Seales – yang mana hanya 5 persen dari teks.
Tim di balik Vesuvius Challenge berharap teknologi ini dapat digunakan untuk membaca 90 persen dari keempat gulungan yang dipindai tahun ini dan akhirnya mencapai 800 gulungan.
Malang betul nasib Muhyani, niat membela diri malah jadi tersangka
Baca SelengkapnyaSementara dari 14 Tahanan yang melarikan diri telah 8 Tersangka telah diamankan kembali.
Baca SelengkapnyaPenjelasan mengenai jenis teknologi dan manfaatnya untuk kehidupan manusia.
Baca SelengkapnyaIbu dan anak itu meninggal dunia usai tertimpa truk atau angkutan khusus tambang yang melintasi desa tersebut.
Baca SelengkapnyaKehadiran polisi yang bertugas dengan menyesuaikan perkembangan teknologi diyakini dapat memaksimalkan pelayanan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSeorang pasien wanita, R (59), meninggal dunia diduga akibat malapraktik yang dilakukan Bidan ZN di Prabumulih, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaPuluhan mahasiswa tersebut sudah kembali ke Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPengemudi kendaraan truk mengalami kerugian materi berupa kerusakan material mobil sampai muatan pasir tumpah ruah di jalan
Baca SelengkapnyaSalah satu anggota KKB yang melakukan penyerangan Pos TNI tersebut adalah Melkias Matani sebagai Komandan perang Batalyon Wabu.
Baca Selengkapnya