Detik-Detik Terakhir Filsuf Plato Terekam di Gulungan Kuno Ini, Sempat Dengar Musik Saat Sekarat
Gulungan papirus mencatat aktivitas Plato pada malam sebelum meninggal.
Gulungan papirus mencatat aktivitas Plato pada malam sebelum meninggal.
-
Dimana gulungan naskah kuno ditemukan? Salah satu gulungan paling menarik dan misterius yang ditemukan di Gurun Yudea adalah gulungan yang disebut 'Horoskop', yang menjelaskan praktik astrologi dan mistisisme kuno, membuat para sejarawan dan arkeolog penasaran.
-
Dimana artefak kuno itu ditemukan? Para arkeolog maritim dari Universitas Bournemouth Inggris menemukan dua lempengan berukir salib dari abad pertengahan di dasar Teluk Studland, telah ada disana selama hampir 800 tahun.
-
Dimana artefak kuno ini ditemukan? Artefak kuno ini ditemukan di selatan Aswan, terletak di daerah yang dilanda banjir karena pembangunan Bendungan Tinggi Aswan antara tahun 1960 dan 1970.
-
Di mana artefak kuno itu ditemukan? Artefak kuno milik ahli bedah tersebut ditemukan pada sebuah kuil persembahyangan di utara, seperti yang dilaporkan para peneliti.
-
Dimana artefak kuno ditemukan? Seorang peternak di Trebry, Prancis, menyadari seekor sapinya hilang saat sedang menghitung hewan ternaknya pada Juni lalu. Setelah mencari kesana kemarin, Adeline Yon-Berthelot menyadari sapinya jatuh ke dalam lubang selama 3 meter.
-
Di mana manuskrip Kuno ditemukan? Para ahli mengatakan papirus ini tanpa disadari disimpan di Perpustakaan Universitas dan Negeri Hamburg di Hamburg, Jerman.
Detik-Detik Terakhir Filsuf Plato Terekam di Gulungan Kuno Ini, Sempat Dengar Musik Saat Sekarat
Detik-detik terakhir salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah, Plato, terungkap melalui bagian-bagian yang baru diuraikan dari gulungan papirus yang terkubur di bawah lapisan abu vulkanik setelah letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M.
Gulungan kuno tersebut ditemukan berisi narasi yang sebelumnya tidak diketahui, yang merinci bagaimana filsuf Yunani itu menghabiskan malam terakhirnya. Gulungan tersebut menggambarkan bagaimana Plato mendengarkan musik yang dimainkan dengan seruling oleh seorang gadis budak Thracia.
Meskipun sedang berjuang melawan demam dan berada di ambang kematian, Plato—yang dikenal sebagai murid Socrates dan mentor Aristoteles, dan meninggal di Athena sekitar tahun 348 SM—masih cukup jernih untuk mengkritik musisi tersebut karena ritmenya yang kurang, menurut laporan tersebut, seperti dikutip dari Greek Reporter, Senin (27/5).
Kata-kata yang diterjemahkan juga menunjukkan bahwa situs pemakaman Plato berada di taman yang ditunjuknya di Akademi Athena, universitas pertama di dunia yang ia dirikan, berdekatan dengan Mouseion. Sebelumnya, hanya diketahui secara umum bahwa ia dimakamkan di dalam akademi tersebut.
Dalam presentasi temuan penelitian di Perpustakaan Nasional Napoli, Prof. Graziano Ranocchia dari Universitas Pisa, yang memimpin tim yang bertanggung jawab untuk menggali gulungan berkarbonisasi, menggambarkan penemuan ini sebagai “hasil luar biasa yang memperkaya pemahaman kita tentang sejarah kuno.”
“Berkat teknik diagnostik pencitraan tercanggih, kami akhirnya dapat membaca dan menguraikan bagian teks baru yang sebelumnya tampaknya tidak dapat diakses," ujarnya.
Teks tersebut juga mengungkapkan bahwa Plato dijual sebagai budak di Pulau Aegina, kemungkinan pada awal tahun 404 SM ketika Spartan menaklukkan pulau tersebut, atau alternatifnya pada tahun 399 SM, tak lama setelah kematian Socrates.
“Sampai saat ini diyakini bahwa Plato dijual sebagai budak pada tahun 387 SM selama ia tinggal di Sisilia di istana Dionysius I dari Syracuse,” kata Ranocchia.
“Untuk pertama kalinya, kami mampu membaca rangkaian surat-surat tersembunyi dari papirus yang terbungkus dalam beberapa lapisan, menempel satu sama lain selama berabad-abad, melalui proses pembukaan gulungan menggunakan teknik mekanis yang mengganggu seluruh bagian teks.”
Ranocchia mengatakan, kemampuan untuk mengidentifikasi lapisan-lapisan ini dan menyelaraskannya kembali ke posisi semula untuk memulihkan kesinambungan tekstual merupakan kemajuan dalam hal pengumpulan informasi dalam jumlah besar. Dia juga mengatakan pekerjaan tersebut masih dalam tahap awal dan dampak penuhnya baru akan terlihat pada tahun-tahun mendatang.Gulungan itu disimpan di sebuah vila mewah di Herculaneum dan ditemukan pada 1750, dan diyakini milik ayah mertua Julius Caesar.
Selama bertahun-tahun, para sarjana telah mencoba menguraikan gulungan yang ditemukan di vila ini, yang dikenal sebagai Vila Papirus.