Dibuka Sayembara Berhadiah Rp 7,6 M buat Siapa Saja yang Bisa Baca Gulungan Kuno ini
Gulungan Herculaneum yang hangus akibat letusan Gunung Vesuvius menantang pakar AI untuk membacanya. Hadiah £400,000 disediakan untuk terobosan terbaik.
Para ilmuwan kembali membuka peluang bagi dunia teknologi untuk mengungkap rahasia kuno yang terkubur oleh sejarah. Gulungan Herculaneum, yang hangus dalam letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi, kini menjadi fokus kompetisi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Peneliti menawarkan hadiah £400,000 (sekitar Rp7,6 miliar) bagi siapa saja yang berhasil mengembangkan teknologi AI untuk membaca gulungan kuno ini.
-
Mengapa dilakukan sayembara untuk membaca manuskrip kuno? Oleh karena itu, Professor Seales, membuat hadiah bagi para ilmuwan untuk mengungkapkan isinya.
-
Siapa pemenang sayembara manuskrip kuno? Hasilnya, ada dua ilmuwan komputer yakni Farritor, seorang pekerja magang di SpaceX, berhasil memenangkan hadiah sebesar USD 40,000 karena berhasil memecahkan sepuluh huruf pertama. Kemudian, Nader, mahasiswa pascasarjana biorobotika yang memenangkan USD 10,000 berkat usahanya dalam memperjelas gambar manuskrip.
-
Dimana gulungan naskah kuno ditemukan? Salah satu gulungan paling menarik dan misterius yang ditemukan di Gurun Yudea adalah gulungan yang disebut 'Horoskop', yang menjelaskan praktik astrologi dan mistisisme kuno, membuat para sejarawan dan arkeolog penasaran.
-
Siapa yang bisa ikut Danamon Hadiah Beruntun? Melalui program ini, #SemuaBisaMenang dan #MenangBerkalikali dengan berbagai hadiah seru serta menggiurkan yang sudah menanti.
-
Apa isi utama dari gulungan naskah kuno? Salah satu gulungan paling menarik dan misterius yang ditemukan di Gurun Yudea adalah gulungan yang disebut 'Horoskop', yang menjelaskan praktik astrologi dan mistisisme kuno, membuat para sejarawan dan arkeolog penasaran.
-
Siapa yang menyelenggarakan sayembara menulis surat? Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) pada awalnya menyelenggarakan sayembara menulis surat untuk Ibu.
Gulungan Herculaneum, yang diyakini menyimpan literatur para cendekiawan Yunani dan Romawi, ditemukan dalam keadaan terkarbonisasi akibat letusan dahsyat Gunung Vesuvius.
Upaya membuka gulungan ini secara fisik berisiko menghancurkan teks yang ada. Oleh karena itu, para ahli kini beralih ke metode pemindaian dan teknologi AI untuk membacanya tanpa merusak artefak tersebut.
Kemajuan Teknologi Pemindaian
Penelitian terbaru dari Universitas Oxford menunjukkan hasil menjanjikan. Dengan menggunakan sinar-X dan perangkat lunak pendeteksi tinta, ilmuwan berhasil membaca sebagian teks dari gulungan yang dikenal sebagai PHerc.172.
“Sebuah tangan manusia menulis teks ini 2.000 tahun lalu, dan menjadi orang pertama yang membacanya setelah sekian lama adalah pengalaman yang tak terlupakan,” ujar para ilmuwan dari Oxford.
Kompetisi ini bertujuan mendorong insinyur dan pakar AI untuk mengembangkan teknologi yang mampu membaca gulungan tanpa merusak struktur fisiknya. Hal serupa sebelumnya telah berhasil dilakukan pada salah satu gulungan di Institut de France, Paris, menggunakan teknologi AI. Upaya tersebut menghasilkan hadiah $700,000 (£550,000) bagi tim mahasiswa yang berhasil memecahkan tantangan tersebut.
Kompetisi ini menandai langkah penting dalam penggunaan AI untuk penelitian sejarah. Selain membuka wawasan baru tentang dunia kuno, teknologi ini dapat menjadi kunci untuk memecahkan lebih banyak misteri yang terkubur oleh waktu.
Bagi Anda yang tertarik berpartisipasi, tantangan ini bukan sekadar soal teknologi, tetapi juga menjadi bagian dari perjalanan besar untuk memahami masa lalu manusia.