Telusuri jejak AirAsia, TNI AL turunkan KRI Banda Aceh
TNI AL juga menerjunkan dua kapal TNI Angkatan Laut, yaitu kapal Manau dan Sambas. Kemudian ada 2 helikopter.
Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang berada di bawah Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta, menerjunkan kapal perang milik TNI Angkatan Laut (AL) yakni KRI Banda Aceh-593, guna membantu pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang sejak Minggu (28/12).
Dinas Penerangan Kolinlamil dalam siaran pers yang diterima merdeka.com mengungkapkan, kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) dengan Komandan Letkol Laut (P) Arief Budiman akan segera diberangkatkan dari Dermaga Mako Kolinlamil, di kawasan Tanjung Priok, Senin (29/12) sekitar sore hari ini.
"Selain itu, dalam proses pencarian ini, TNI AL juga menerjunkan dua kapal TNI Angkatan Laut, yaitu kapal Manau dan Sambas. Kemudian ada 2 helikopter serta 2 pesawat patroli maritim (Maritime Patrol Aircraft/MPA) CN 235 (860 dan 861)," seperti dikutip dari rilis yang dikeluarkan Dispenal kepada awak media, Senin (29/12).
KRI Banda Aceh itu rencananya akan bergabung ke lokasi dan titik pencarian, yang diduga sebagai lokasi hilangnya pesawat Air Asia, dan bergabung dengan kapal perang TNI AL lainnya seperti KRI Sutedi Senoputra, KRI Todak, KRI Bung Tomo, KRI Hasanuddin, KRI Pulau Rengat (kapal penyapu ranjau), KRI Yos Sudarso.
Diketahui, pesawat Air Asia rute Surabaya-Singapura dikabarkan hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu (28/12), sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu take off dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.