Terdampak Pandemi, 50 Hotel dan Villa di Bali Dijual
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, Bali, I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya mengakui ada 50 hotel dan villa di Bali yang dijual selama Pandemi Covid-19.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, Bali, I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya mengakui ada 50 hotel dan villa di Bali yang dijual selama Pandemi Covid-19.
Namun, pihaknya tidak merinci berapa villa dan hotel yang dijual. Tetapi, untuk hotel dari bintang 1 hingga 5 yang ditawarkan dijual imbas Pandemi Covid-19.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Tidak bangkrut, yang saya tau mau dijual. Kalau, data bangkrut saya tidak tahu, kalau di Denpasar ada yang beberapa close permanen," kata Wijaya, saat dihubungi Senin (6/9).
"Menawarkan (hotel dan villa) belum berarti bangkrut. Kalau pailit atau bangkrut itu keputusan pengadilan. (Pengusaha), harus menutupi biaya operasional atau utang yang ada," imbuhnya.
Dia juga menyatakan, selama pantauannya ada satu villa yang terjual di kawasan Jimbaran. Namun, untuk hotel masih belum ada yang laku. Sementara, untuk harga hotel yang dijual tergantung fasilitas atau luas hotel. Dari perkiraannya kalau hotel bintang 5 ada yang dijual seharga Rp2 triliun.
"Hanya satu atau dua (villa) yang saya pantau sudah laku. Yang lain (hotel) belum, karena daya beli masyarakat sekarang sudah menurun," ungkapnya.
"(Kalau harga hotel) tergantung kelas hotelnya. Bintang 5 ada yang Rp2 triliun juga ada yang mau dijual. Nilainya, kan mereka yang tahu, pengusaha dan investor yang tahu,” tambah dia.
Sementara, untuk 50 hotel dan villa yang dijual paling banyak di kawasan Kabupaten Badung, Bali, karena mayoritas atau 70 persen pariwisata paling banyak di Badung, Bali.
"Di Badung, di daerah lain juga ada di Gianyar dan Karangasem juga ada. Tapi kalau mayoritas 70 persen ada di Kabupaten Badung, sarana pariwisata," jelasnya.
Menurutnya, para pengusaha menjual hotel dan villa karena imbas situasi Pandemi Covid-19 yang berangsur lama dan para pengusaha mau tidak mau harus membuat usaha baru dalam situasi Pandemi Covid-19.
"Karena, situasi pandemi Covid-19, kan panjang tentu pengusaha ada yang melakukan beragam usaha untuk menyelamatkan. Mau tidak mau, mereka harus membuat keputusan mencoba untuk menawarkan," ujarnya.
Dia juga tak memungkiri, jika situasi tetap dalam kondisi Covid-19, daftar villa dan hotel yang dijual di Bali akan bertambah. Namun, pihaknya berharap hal tersebut tidak terjadi.
"Kemungkinan itu ada. Tapi situasi dan kondisi seperti ini yang beli juga belum ada," terangnya.
Sementara, agar para pengusaha hotel dan villa di Bali terus beroperasi, pihaknya berharap dari pemerintah ada dana pinjaman lunak atau soft loan. Kendati demikian hingga saat ini belum ada kepastian dana tersebut kapan dikucurkan.
"Belum ada soft loan. Kita, mengharapkan untuk dapat subsidi atau soft loan dari pemerintah. Jadi, untuk working kapital kalau kita mulai buka usaha, karena ini sudah 1,5 tahun," ujarnya.
"Kalau buka usaha sudah mulai dari awal, karena tentu tingkat hunian kita, kalau kita buka akan sangat di bawah. Karena, bertahap, karena (wisatawan domestik) sampai 2.000 hingga 3.000 sekarang. Sedangkan total kamar (hotel) di Bali itu 146 ribu lebih, kalau hanya isi 2.000 dan 3.000 sehari itu ekornya belum terisi. Makanya untuk sementara ditutup," ujar Wijaya.
Baca juga:
Menikmati Keindahan Pantai Pesut yang Sepi Wisatawan
Melihat Sepinya Pantai-Pantai di Bali
16 Hotel dan Vila di Denpasar Tutup Permanen akibat Pandemi
Ekonomi Bali Harus Bangkit, Wagub Cok Oce Berharap Kasus Covid-19 Terus Turun
Pulau Saipan Bakal Saingi Bali, Ini Respons Dinas Pariwisata
Objek Wisata di Bali Diperkirakan Kembali Dibuka Akhir September