Pantai di Bali Kembali Dipenuhi Sampah, 300 Ton Sudah Diangkut
Sampah kiriman kembali memenuhi pantai-pantai yang menjadi tujuan wisata di Kabupaten Badung, Bali.
Sampah kiriman kembali memenuhi pantai-pantai yang menjadi tujuan wisata di Kabupaten Badung, Bali.
Pantai di Bali Kembali Dipenuhi Sampah, 300 Ton Sudah Diangkut
Sampah-sampah yang memenuhi pantai seperti batang kayu hingga plastik dari berbagai kemasan. Sampah tersebut menumpuk dan berceceran di sepanjang pesisir pantai.
Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung Anak Agung Gede Agung Dalem mengatakan, sampah kiriman tahun ini agak telat dan berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Sampah kiriman itu, untuk tahun ini agak telat. Mungkin, karena musim hujan kan baru (terjadi) dan berita soal banjir dan lainnya kan barusan ada, sebelumnya kan tidak ada," kata dia, Selasa (19/3).
Tahun sebelumnya hujan sudah terjadi pada November dan puncaknya Januari, sehingga kapan sampah kiriman menepi di pantai bisa diprediksi. Sementara, sampah yang menyerbu pantai di daerah pesisir Kabupaten Badung bukan hanya dari laut tetapi juga dari aliran sungai yang berada di sekitar pantai.
"Kalau sekarang ini malah baru bulan Maret datang hujan, itulah yang kemudian sepertinya membawa sampah. Dan sampah itu ada yang dari sungai (di sekitar pantai) tapi yang paling banyak itu yang dari laut," imbuhnya.
Sampah mulai terdampar di sekitar pantai sejak tanggal 10 dan 11 Maret 2024. Sudah 300 ton sampah yang telah diangkut dari 12 zona titik pantai di Kabupaten Badung.
"(Sampah) masih berdatangan. Awal-awal (Maret ) sudah mulai berdatangan kalau sebelumnya ada sih sedikit-sedikit," ujarnya.
"Paling banyak itu kayu, tapi di Pantai Kedonganan sampah plastik yang dominan. Iya campur sesuai dengan hari hujan dan embusan angin, barangkali," jelasnya.
Dia menyatakan, hampir seluruh pantai di daerah Kabupaten Badung yang menghadap ke barat diserbu sampah, Hanya pantai di Tanjung Benoa dan Nusa Dua yang menghadap ke timur.
"Pantai di daerah Badung itu kan menghadap ke barat dan sekarang adalah angin barat dan membawa sampah akhirnya terdampar di pantai daerah Badung yang memang menghadap ke barat cuma Pantai Tanjung Benoa saja dan Nusa Dua yang cenderung menghadap ke selatan dan ke timur. Itu beda lagi (biasanya) sampahnya datang dari timur," ungkapnya.
"Ada 12 zona pantai yang kita bagi itu untuk pembersihannya dari Pantai Pererenan sampai ke Tanjung Benoa. Dan, 12 zona yang biasanya diserang oleh sampah. Paling parah pantai di daerah Kuta dan itu paling lama diserang sampah itu, dari awal musim sampai akhir musim," jelasnya.
Saat ini sulit memprediksi kapan serbuan sampah itu berhenti karena adanya perubahan pergeseran musim hujan.
"Kalau dulunya kita tahu persis di bulan November sampai Maret. Sekarang malah Maret baru mulai jadi sesuai musim perubahan ini. Kalau BMKG memperkirakan ini sampai bulan April kalau memang April badainya berlalu sampah juga akan minim yang mendarat," ujarnya.
Untuk penanganan sampah di pesisir pantai daerah Badung pihaknya telah menyiapkan ratusan personel dan truk dan alat berat untuk membersihkan sampah di pantai.
Pihaknya juga mengakui adanya sampah kiriman ini tentu mengganggu para wisatawan yang berwisata ke pantai.
"Ketika musim begini pasti terganggu (wisatawan). Karena sampah itu merapat setiap saat, sekarang kita bersihkan kemudian sudah ada di gelombang (ombak) dan mendarat lagi, karena dia datang lagi dari laut," ujarnya.
"Kita punya 300 personel untuk di Kuta, ada cadangan kita sampai 700 orang sebenarnya untuk membantu secara manual. Tapi yang penting di sana dibantu oleh alat berat, kita punya loader empat unit dan kita sewa tiga lagi ada ekskavator delapan unit dan truk itu ada 40 wara-wiri mengangkut dan itu dikerahkan semuanya," ujarnya.