Cerita Dekan Unisba Rela Urus Sampah Langsung di Kampus, Tak Ingin Kejadian 'Bandung Lautan Sampah' Terulang
Begini kisah dosen Unisba rela urus sampah di kampus
Begini kisah dosen Unisba rela urus sampah di kampus
Cerita Dekan Unisba Rela Urus Sampah Langsung di Kampus, Tak Ingin Kejadian 'Bandung Lautan Sampah' Terulang
Fokus di bidang akademik tak membuat seorang dosen Universitas Islam Bandung (Unisba), Muhammad Satori lepas tangan dengan kondisi lingkungan sekitar. Ia lantas mengembangkan sistem Eco Campus agar kejadian “Bandung Lautan Sampah” terulang.
-
Mengapa Sariban membersihkan sampah di Bandung? Baginya, Paris Van Java sudah menjadi rumah yang nyaman sehingga perlu dijaga kebersihan dan ketertibannya.
-
Bagaimana Sariban membersihkan sampah di Bandung? Dibantu sepeda ontel tua, Sariban memulai aksinya memungut sampah sebelum kota tersebut sibuk dengan hiruk pikuknya.
-
Siapa yang mengolah sampah plastik di Bandung? Mengutip laman resmi Pemkot Bandung, hasil kreativitas warga Bandung yang pertama adalah berhasil mengolah sampah plastik menjadi bahan bangunan paving block.
-
Kenapa sampah plastik diolah di Bandung? Upaya warga sendiri merupakan langkah preventif untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan berpotensi menumpuk hingga ribuan tahun.
-
Bagaimana sampah plastik diolah di Bandung? Sisi kreativitas ditampilkan sejumlah warga di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka mencoba menjawab permasalahan sampah plastik dengan menyulapnya menjadi kerajinan cantik dan unik.
-
Dimana sampah plastik diolah di Bandung? Berlokasi di Jalan Dago Pojok No 112, Dago, komunitas ini menggagas pengolahan sampah plastik menjadi karya seni wayang.
Belakangan, Kota Bandung memang masih berkutat terkait penanganan sampah yang membludak. Sebenarnya kejadian tersebut bukan kali ini terjadi. Dahulu, permasalahan seputar sampah pernah terjadi saat TPA Leuwigajah mengalami longsor.
Satori mengaku kejadian tersebut menjadi contoh betapa pentingnya pengelolaan sampah yang bijak, sehingga sistem menampung di suatu lahan sudah tidak lagi efektif.
Ia berharap pengembangan Eco Campus bisa efektif dalam penanggulangan masalah sampah yang tak pernah usai.
Ubah Mindset Tentang Sampah
Hal yang dijalankan melalui Eco Campus sebenarnya cukup sederhana, yakni dengan mengubah cara pandangan orang tentang sampah yang harus dibuang.
Foto: Pemkot Bandung
Dirinya berpendapat bahwa sampah sangat mungkin didaur ulang secara mandiri, sehingga mengurangi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Tata kelola yang mengganggap TPA itu segalanya ada keliru. Sebelumnya pada tahun 2000 saya sudah mengembangkan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) tapi jangankan terimplementasi, direspon saja sangat minim," tuturnya, mengutip Pemkot Bandung, Rabu (6/3).
Membiasakan untuk Memilah Sampah di Kampus
Menurut dekan Fakultas Teknik dan Pembina Clean and Green Unisba ini, pengembangan program Eco Campus harus melibatkan seluruh unsur di kampus, termasuk lembaga swadaya masyarakat.
Seluruh unsur kampus kemudian dibiasakan dengan kegiatan memilah sampah organik dan non organik, kemudian mengolahnya menjadi benda yang terpakai.
“Setelah memilah, lalu mengolah sampah yang sudah terpilah organik, anorganik dan residu. Untuk organik kita bisa olah menjadi kompos. Anorganik bisa kita jual atau serahkan ke bank sampah. Terakhir residu, baru diangkut ke TPA," jelasnya.
Mengolah Sampah Menjadi Kompos
Satori menambahkan, agar program Go Green Unisba ini berjalan dengan baik, perlu ada keterlibatan seluruh unsur seperti internal kampus, mahasiswa sampai eksternal.
Selain itu, peran dari pemerintah juga akan menentukan keberhasilan program untuk kesadaran lingkungan.
"Office Boy mengambil sampah di dapur setiap lantai untuk dipilah. Sore harinya dibawa ke saung kompos untuk diproses menjadi kompos", terangnya.
Saat ini sampah yang didapat dan dikelola di kampus akan diolah menjadi kompos. Pengelolaan di sini memakai bata terawang atau bata berongga dan takakura yang sudah dikembangkan di berbagai daerah.
"Kompos tersebut digunakan untuk sayuran di sekitar kampus. Hasil panen akan dibagikan pada saat jumat berkah," ucapnya.
Ia juga meminta kepada seluruh unsur agar mengurangi produksi sampah dengan menghindari penggunaan produk sekali pakai, dan menyerahkan sampah ke bank sampah.
"Terakhir mulailah membuang sampah sesuai jenisnya," tambahnya