Terungkap Suasana Kebatinan Jokowi saat Pilih Cawapres di Periode Kedua, Alasan Tak Lagi Pilih JK
saat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Wakil Presiden pada pemerintahan 2004 hingga 2009, JK cenderung berselisih paham dengan SBY.
Pengamat politik sekaligus peneliti muda Indonesia Muhammad Qodari alias Mr.Q blak-blakan mengungkapkan suasana kebatinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memilih Jusuf Kalla (JK) sebagai wakil presidennya dalam pemilihan umum (pemilu) 2019.
Sebelumnya Mr.Q menjelaskan, saat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Wakil Presiden pada pemerintahan 2004 hingga 2009, JK cenderung berselisih paham dengan SBY.
"Pak JK pada periode pertama itu menurut saya Pak SBY banyak terganggu. Pak JK waktu itu adalah gas, Pak SBY malah rem," kata Mr. Q saat menghadiri podcast Merdeka.com pada Rabu (25/9).
Hal inilah yang kemudian menjadikan SBY tidak memilih JK lagi pada Pilpres 2009, dimana saat itu SBY menggandeng Boediono sebagai Cawapres.
"Sebagai presiden, SBY kena sundul terus. Makanya di periode kedua SBY enggak gandeng JK lagi. Kalau itu sebetulnya Mr. Q udah memprediksi dari jauh-jauh hari. Jadi satu tahun sebelum pilpres 2009 saya udah ngomong sama Pak JK kalau SBY tidak mau bersama beliau lagi. Sampai akhirnya betul-betul terjadi Pak SBY enggak mau dengan Pak JK," ucapnya.
Dia menyebut alasan tidak inginnya SBY menggandeng JK dalam Pilpres 2009 adalah karena kepribadian JK yang dinilai terlalu agresif.
"Salah satunya secara kepribadian, beliau terlalu agresif, terlalu aktif. Yang kedua dengan kekuatannya sebagai partai Golkar, saya kira pada waktu itu ada hal-hal yang Pak SBY sebetulnya enggak mau tapi terpaksa karena ada partai Golkarnya. Tapi kan kalau harus milih dia lagi, pasti enggak mau, karena enggak nyaman," jelasnya.
Qodari menyebut, suasana kebatinan Pilpres 2009 ini menjadi pelajaran bagi Jokowi sehingga tidak memilih JK pada periode keduanya, yakni pemilu 2019.
"Makanya begitu periode kedua dengan Pak Jokowi, Pak Jokowi sudah belajar dari Pak SBY," ucap Qodari.
Qodari mengatakan sempat berdiskusi dengan Jokowi jelang masa jabatan periode kedua. Saat itu, Jokowi ingin tokoh Indonesia Timur sebagai cawapres untuk mendampinginya di Periode kedua. Sebab, ia mendapatkan bisikan agar tak lagi memilih JK sebagai pendamping.
"Waktu milih wakil presiden, saya tanya Pak Jokowi siapa wakil presiden. Waktu itu sudah ketahuan bahwa ranahnya Indonesia Timur. Saya bilang kalau Indonesia Timur, pengalaman survey itu yang populer cuma Pak JK. Kata Pak Jokowi, 'kata SBY jangan JK, nanti repot', " ungkapnya sambil tertawa.
Menurutnya hal ini dapat menjadi pelajaran bagi Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka agar mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai wapres dengan baik.
"Saya berharap Mas Gibran nonton, bahwa jangan sampai Presiden merasa repot dengan anda mas Gibran. Presiden tuh harus merasakan tenang, nyaman, happy dengan wakil presiden. Ini pesan kepada Mas Gibran supaya pemerintahan berjalan dengan baik. Dan supaya nanti Mas Gibran jadi wakilnya Pak Prabowo lagi periode kedua," tuturnya.
Reporter Magang : Maria Hermina Kristin
Selengkapnya tonton di sini: