Tidak Terkenal di Bumi, Ingin Dikenal Sebagai Penghuni Langit
Badan besar gempal, kulit sawo matang, rambut cepak begitulah perawakan Joko. Meski sering berada di area makan, dirinya telah dikenal sebagai polisi yang bersahabat dan ramah. Atas perannya yang tetap nyambi sebagai tukang gali kubur.
"Cari bekal sebanyak-banyaknya buat akhirat, karena semua kalau mati sama dimakan cacing."
Demikian kalimat yang keluar dari pria berumur 35 tahun, Bripka Joko Hadi Aprianto memiliki peran ganda. Bukan sebagai mata-mata, dirinya dikenal masyarakat juga sebagai penggali kubur di wilayah Muslimin Peng Ah, Karang Anyar, Sungai Kunjang, Samarinda, Kalimantan Timur.
-
Apa saja kasus yang viral dan baru ditangani polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice' Kasus pertama Jalan Rusak di Lampung Video Tiktok Bima Yudho Saputro membahas alasan Lampung tak maju-maju viral Menurut Bima, penyebabnya buruknya infrastruktur, pendidikan, dan mental koruptif pejabat Kasus kedua Ibu Beri Minum Kopi Kepada Bayi Video seorang ibu memberi minum kopi susu saset kepada bayi berusia 7 bulan viral Januari lalu Kasus ketiga Penganiayaan Mario Dandy Aksi Mario menganiaya David viral di Twitter Kasus ini turut menyeret ayah Mario, Rafael Alun Trisambodo, pejabat Ditjen Pajak Kasus keempat Penganiayaan Aditya Hasibuan Anak dari eks Kabag Binops Ditnarkoba Polda Sumut ini melakukan penganiayaan ke Ken Admiral AKBP Achiruddin juga dipecat secara tidak hormat dari kepolisian karena ikut terlibat Kasus kelima Koboi Jalanan Tol Tomang David Yulianto 'koboi' penodong senjata ke sopir taksi online, Hendra viral di media sosial David menggunakan mobil Mazda dengan pelat nomot dinas kepolisian palsu
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Kenapa kata-kata hari ini yang lucu dan inspiratif penting? Meskipun terkesan sebagai sebuah candaan, kata-kata hari ini mengandung makna yang sangat dalam.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Kapan cerita ini terjadi? Pada suatu pemilu, seorang calon kandidat datang ke desa untuk kampanye.
Badan besar gempal, kulit sawo matang, rambut cepak begitulah perawakan Joko. Meski sering berada di area makam, ia telah dikenal sebagai polisi yang bersahabat dan ramah. Atas perannya yang tetap nyambi sebagai tukang gali kubur.
"Ibaratkan enggak mau lupa kacang kulitnya. Dulu pas masih SMP kelas dua saya diajak Daeng Bakang jadi tukang gali kubur sampai SMA. Lalu sempat istirahat tes polisi dan lulus. Saya kembali lagi ke sini," kata Joko saat berbincang bersama merdeka.com, Minggu (11/6).
Meski harus membagi waktu, Joko yang menduduki jabatan sebagai Ba Sium Polsekta Samarinda Ulu, berpangkat Bripka. Tetap bisa menjalankan tugasnya dengan baik, tanpa meninggalkan misinya mencari bekal di akhirat.
"Kalau pimpinan ngasih dispensasi ke saya, tapi untuk kegiatan di kantor tetap saya ikuti tidak bisa enggak. Cuman dalam keadaan tertentu saya boleh dapat dispensasi, karena nanti pas tugas gali saya foto buat laporan," ujarnya.
Di awali rutinitas mengikuti apel di Polsekta Samarinda Ulu, setiap harinya Joko akan melaksanakan tugas sebagai pasukan keamanan (PAM). Pengamanan dilakukan apabila ada kebutuhan semisal menjaga pengamanan aksi unjuk rasa dan lain sebagainya.
Bila tidak ada tugas pengamanan ia akan meminta izin ke atasannya untuk standby alias berjaga di area pemakaman Muslimin. Karena, agar berjaga apabila ada masyarakat yang ingin memakamkan sanak keluarga yang meninggal.
"Saya pagi apel dulu, misalkan enggak ada pengamanan saya izin ke komandan buat balik ke makam. Kaya hari ini abis jaga aksi, ya saya jaga. Kalau sudah selesai baru kembali ke makam," ujarnya.
Meski jalani dua profesi, Joko menegaskan, pekerjaan sebagai penggali kubur sekarang telah berubah bukan untuk mendapatkan uang. Melainkan sebagai ladang amal, sebagai ketua pengelola pemakaman orientasinya untuk melayani masyarakat.
Apa yang dilakukan Joko nyambi sebagai tukang gali kubur dianggapnya sejalan dengan tugas pokok kepolisian. Sebagaimana Pasal 13 UU Nomor 2 Tahun 2002, "Memelihara keamanan serta ketertiban masyarakat. Menegakkan hukum. Memberi perlindungan, pengayoman, serta pelayanan kepada masyarakat."
Untuk itu, setiap kali bertugas menggali liang lahat, sebijak mungkin Joko akan membagi waktunya.
"Visinya sekarang beda kalau dulu cari uang, sekarang cari bekal matilah. Karena saya sebagai ketua di sini, kalau ada sebagian warga yang tidak mampu tetap kita galikan, uangnya pakai uang pribadi saya," tuturnya.
"Sebagai ketua, saya masih suka buka bumi cangkulan pertama, itu dianjurkan saya. Sebagai adabnya, karena saya ketuanya di situ kan," tambah Joko.
Terinspirasi Dari Sang Ayah
Sebagai ucapan terima kasih, Profesi tukang gali kubur ini dianggap Joko sudah menjadi bagian dari hidup. Karena telah membantunya untuk bisa mengikuti jejak sang ayah, Almarhum Aiptu Tuimin Sadikun.
Dimata Joko, sosok sang ayah adalah orang gagah, walau pangkatnya dari tamtama. Namun tetap di mata anaknya Almarhum Aiptu Tuimin adalah orang yang gagah dan disegani masyarakat atas hal itulah yang membuatnya ingin menjadi seorang polisi.
"Orang tua di depan mata gagah, pada zaman itu gagah tidak banyak masalah. Dulu itu polisi gagah disegani, itu yang saya lihat. Dan kedua gak munafik, saya mencari pekerjaan dulu itu abis lulus SMA," tuturnya.
Akhirat Tujuan Akhirnya
Setelah menjadi polisi, Joko yang kini sudah berkeluarga tinggal fokus untuk mencari bekal akhirat sebanyak- banyaknya. Dengan kemampuan yang dimiliki saat ini, melayani sebagai bentuk amal kepada masyarakat.
"Dari tiga amal, saya kira yang mampu saya lakukan sekarang cuman amal jariyah, sedekah jariyah melayani masyarakat. Ilmu saya gak pinter-pinter amat, kalah doa anak itu kembali ke anaknya," ucapnya.
Perjalanan Joko seyogyanya perintah firman Allah QS. Asy-Syura: 20, untuk manusia mengejar akhirat, maka dunia akan mengikuti. Pilihan Joko tetap nyambi sebagai tukang gali kubur turut disambut baik mulai dari masyarakat sampai di internal Kepolisian.
Atas dasar aturan itulah, Joko meyakini apa yang dikerjakannya sebagai tukang gali kubur sejalan dengan posisinya sebagai polisi. Bahkan, bukan hanya melayani, masukan warga pun ditampungnya dengan menyulap hadirnya sejumlah fasilitas umum di area pemakaman
"Saya bikinkan lapangan voli satu, wc umum dua, dan lapangan voli juga digunakan buat kompetisi burung. Terus saluran air sama listrik. Jadi warganya senang lah," ucap Joko.
Meski turut membantu mengelola area pemakaman, tetapi Joko mengatakan hal itu dilakukan dengan ikhlas. Terinspirasi oleh kisah seorang bernama Uwais Al-Qarni, pemuda yang lahir dan besar di pinggiran Yaman. Tidak terkenal di bumi, namun terkenal sebagai penghuni langit.
Menurutnya, kisah dan pelajaran Uwais Al-Qarni telah mendarah daging di dalam dirinya. Agar tidak terikat kepada dunia dan melupakan tujuan akhir manusia hidup di akhirat nanti.
"Saya kerja saya ngabdi sebisa mungkin itu aja yang penting berbuat baik, cari bekal mati seperti Uwais Al-Qarni. Namanya enggak dikenal di bumi, tapi terkenal di langit. Gitu kira-kira jalan hidup yang ingin saya tempuh," tuturnya.
"Terserah mau gimana caranya masing-masing, karena pintu surga banyak kan. Nah saya cari bekal mati sajalah," tambah dia.
(mdk/rhm)