Tim dokter sebut Bupati Ovi bersihkan diri jelang tes kesehatan
Seseorang bisa saja dinyatakan negatif narkoba saat dites urine.
Berdasarkan hasil tes urine saat pemeriksaan kepala daerah (Pilkada) di Sumsel Juli 2015 lalu, Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Noviadi alias Ovi dinyatakan bersih dari narkoba. Alhasil, dia lolos sebagai calon karena salah satu persyaratan terpenuhi.
Kepala Instalasi Patologi Klinik dan Mikrobiologi Rumah Sakit Muhammad Husin (RSMH) Palembang, dr Phey Liana mengungkapkan, ada tiga jenis pemeriksaan yang dilakukan terhadap para calon, yakni jasmani, psikometri, dan penunjang. Diantara unsur yang dilakukan dalam pemeriksaan penunjang adalah urine lengkap.
Untuk mengetahui lolos atau tidaknya si calon, dokter menggunakan enam parameter. Yakni morphin, amphetamin, kokain, metaphetamine, benzodiazepin, dan tenta hydro cannabinol. Dari sanalah bisa diketahui calon yang bersangkutan mengonsumsi narkoba atau tidak.
"Untuk narkoba kita hanya gunakan tes urine. Darah dan rambut tidak dipakai karena prosedurnya seperti itu," ungkap Phey, Senin (15/3) malam.
Menurut dia, dibanding tes darah dan rambut, zat-zat yang terkandung di dalam urine paling cepat hilang dalam waktu tertentu. Apalagi, terperiksa mengantisipasinya lebih dini, seperti banyak minum, dosis narkoba tidak banyak, dan frekuensi konsumsinya tidak terus-menerus.
"Kalo darah cukup lama, kandungannya bisa melekat. Apalagi dari rambut, bisa bulanan. Kalo urine paling tiga hari kandungannya (narkoba) bisa larut dan hilang," ujar wanita yang turut menjadi salah satu dokter pemeriksa Bupati Ovi itu.
Dengan demikian, kata dia, seseorang bisa saja dinyatakan negatif narkoba saat dites urine. Apalagi, yang bersangkutan terlebih dahulu tidak mengonsumsi barang haram itu beberapa hari sebelum tes dilakukan.
"Logikanya begitu, bersih-bersih dulu. Jadi hasilnya negatif," terangnya.
"Kalo obat netralisir narkoba memang ada, tapi saya tidak bisa menjawabnya secara jelas karena bukan wewenang saya," sambungnya.
Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSMH Palembang dr Alsen Arlan menambahkan, seseorang akan berusaha mencegah secara dini jika akan menjalani tes urine, terlebih statusnya ada calon kepala daerah. Sebab, hasil tes pemeriksaan terseebut tidak bisa direkayasa atau sesuai pesanan.
"Orang pasti mikir, masak besok mau tes urine malamnya pesta narkoba. Mau lamar kerja pasti begitu, apalagi calon bupati," tukasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso mengatakan, tindakan tegas dilakukan karena Novi merupakan figur yang menjadi panutan masyarakat, parahnya lagi Novi baru dilantik satu bulan yang lalu. Ini menjadi fokus BNN terkait pengecekan kesehatan bagi para calon kepala daerah.
"Pemeriksaan kesehatan sebagai persyaratan calon kepala daerah (untuk Novi) tidak dilakukan dengan benar dan baik. Hasil laboratorium ditutupi, direkayasa. Bukti lab hari ini positif dan masih ada pengaruh narkotika," kata jenderal polisi akrab disapa Buwas ini.